Kajian Sosiologi Kesehatan terhadap Interaksi Sosial Masyarakat di Kota Makassar

Asyahari, Asyikin (2015) Kajian Sosiologi Kesehatan terhadap Interaksi Sosial Masyarakat di Kota Makassar. S2 thesis, Universitas Negeri Makassar.

[img] Text
ASYHARI ASYIKIN.docx

Download (16kB)

Abstract

ABSTRAK ASYHARI ASYIKIN, SWAMEDIKASI (Kajian Sosiologi Kesehatan terhadap Interaksi Sosial Masyarakat di Kota Makassar). Dibimbing oleh Promotor Andi Agustang, Kopromotor Yamin Sani dan Sulaiman Samad. Adanya pergeseran paradigma berpikir masyarakat tentang kesehatan. Sehingga swamedikasi (pengobatan sendiri) bersandar pada teori perilaku sosial dapat didudukkan ke dalam paradigma defenisi sosial yang terkait secara langsung dengan masalah upaya penyembuhan penyakit. Perubahan paradigma ke arah perilaku praktis masyarakat terhadap swamedikasi mengindikasikan adanya motif psikis yang mengarahkan tindakan yang berpola dan terus terulang secara dinamik. Dalam hal ini, tercipta satu hubungan interaktif antara orang perorang, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Perubahan perilaku masyarakat tersebut ditekankan pada adanya interaksi sebagai bagian penting dari proses-proses sosial. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (i) Mengapa hubungan interaksi antar aktor dan institusi kesehatan dalam proses sosial menyebabkan perilaku swamedikasi di Kota Makassar? (ii) Faktor-faktor apa mempengaruhi terjadinya perilaku swamedikasi masyarakat di Kota Makassar?,dan (iii) Bagaimana implikasi sosiologis swamedikasi terhadap kesehatan masyarakat di Kota Makassar? Tujuan penelitian ini adalah (i) Mengungkapkan hubungan interaksi antar aktor dalam proses sosial penyebab terjadinya swamedikasi di Kota Makassar (ii) Mendeskripsikan berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku swamedikasi masyarakat tersebut, dan (iii) Mengungkapkan implikasi sosiologis swamedikasi terhadap kesehatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, eksperimen lapangan, interview, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) Komunikasi antar aktor dalam swamedikasi tidak berjalan secara efektif di apotek ketika terjadi hubungan transaksional antara pasien dan farmasis, (ii) Pengetahuan masyarakat yang rendah terhadap penggunaan obat-obatan adalah salah satu faktor penting pemicu terjadinya swamedikasi. Selain itu, rendahnya pendapatan perkapita masyarakat, mahalnya biaya layanan kesehatan dan jasa dokter praktik, rendahnya kualitas layanan kesehatan, lemahnya kontrol pemerintah, kurangnya sosialisasi kefarmasian, serta indikasi adanya komersialisasi obat-obatan merupakan faktor-faktor yang saling berinteraksi satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan yang menyebabkan kecenderungan tindakan swamedikasi masyarakat di Kota Makassar terus meningkat, dan (iii) Tidak terpenuhinya salah satu prasyarat layanan kesehatan memicu tindakan swamedikasi secara repetitif, periodik dan berkesinambungan. Dampak sosial dari implikasi ini dapat memicu terjadinya pengobatan yang tidak rasional, yang pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya penyakit baru, peningkatan biaya hidup, penurunan aktifitas, serta pada akhirnya akan menjadi beban keluarga. Dengan demikian, implikasi nyata dan utama yang diharapkan dari penelitian ini pada prinsipnya adalah tercapai dan terpenuhinya layanan kesehatan kepada masyarakat secara mudah, murah dan berkualitas. Hal mana semakin menegaskan bilamana swamedikasi semata-mata hanyalah sebagai perubahan perilaku masyarakat kearah yang lebih pragmatis Kata Kunci : Swamedikasi, Perilaku Sosial, Sosiologi Kesehatan ABSTRACT ASYHARI ASYIKIN. Self Medication (Study of Health Sociology on Social Interaction in Society of Makassar), Promoted by Andi Agustang, Yamin Sani, and Sulaiman Samad. The existence of a paradigm shift in thinking about public health. So self-medication on the theory of social behavior can be mounted into the social definition paradigm that is directly related to the effort to cure disease problems. The paradigm shift toward the practical behavior of society towards self medication indicate psychological motives that drive action patterned dynamically and continuously repeated. In this case, created an interactive relationship between individual persons, communities and the surrounding environment. Behavioral change is focused on the interaction as an important part of social processes. The problems of this study are (i) Why is the interaction between actors and institutions in the health of the social processes causing self medication behavior in Makassar?, (ii) What factors influence the behavior of people in Makassar self medication?, and (iii) How self medication sociological implications on public health in Makassar? The purpose of this study was (i) Disclose the interaction between actors in the social process causes self medication in Makassar, (ii) Describe the various factors that influence the occurrence of these communities self medication behavior, and (iii) Disclose self medication sociological implications for public health. This study used a qualitative approach with a case study type of data collection techniques through observation, field experiments, interviews, and questionnaires. The results showed that (i) Communication between actors in self medication not operate effectively in the pharmacy when a transactional relationship between patients and pharmacists, (ii) low public knowledge of the use of drugs is one of the important factors trigger self medication. In addition, the low per capita income people, the high cost of health care and doctors' services, poor quality of health services, weak government controls, lack of socialization of pharmacy, as well as indications of the commercialization of drugs are all factors that interact with each other and can not separated which leads to the tendency of society self medication action in Makassar continues to increase, and (iii) non-fulfillment of one of the prerequisites of health services self medication action trigger is repetitive, periodic and continuous. The social impact of these implications can lead to irrational treatment, which will eventually lead to the emergence of new diseases, increasing cost of living, decreased activity, and will ultimately be borne by the family. Thus, the real and the main implications of this study are expected in principle was reached and the ful fillment of public health services in an easy, cheap and quality. It further confirmed when of self medication where merely as a behavioral change towards a more pragmatic. Keywords : Self medication , Social Behavior , Sociology of Health

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: FAKULTAS ILMU SOSIAL > Sosiologi
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 12 Jul 2016 01:35
Last Modified: 12 Jul 2016 01:35
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/834

Actions (login required)

View Item View Item