Tradisi Mindoa’(berayun) dan Implikasinya Terhadap Nilai Sosial Budaya Masyarakat di Desa Taulan Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

TRISNAWATI, CICI (2014) Tradisi Mindoa’(berayun) dan Implikasinya Terhadap Nilai Sosial Budaya Masyarakat di Desa Taulan Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Diploma thesis, Universitas Negeri Makassar.

[img] Text
BAB I.docx

Download (23kB)

Abstract

ABSTRAK CICI TRISNAWATI. 2013. Tradisi Mindoa’(berayun) dan Implikasinya Terhadap Nilai Sosial Budaya Masyarakat di Desa Taulan Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman pelaksanaan tradisi mindoa’, nilai-nilai apa yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi mindoa’ sehingga bisa tetap eksis sampai sekarang ini. Juga untuk mengetahui bagaimana implikasinya tradisi adat mindoa’ bagi kehidupan masyarakat Desa Taulan kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Penelitian ini adalah penelitian ex post facto dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 1916 jumlah keseluruhan masyarakat, yang dijadikan sampel sebanyak 18 orang perwakilan dari 6 dusun dan selebihnya yang dijadikan sampel sesuai kebutuhan peneliti di Desa Taulan kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Sedangkan jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan teknik sampling pertimbangan ( purposive sampling ). Tekhnik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriftif kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali pada acara pesta panen. Mindoa’ ini selalu diawali atau drangkaikan dengan tradisi maccerang to manurung dan Mappadendang. a. Setelah waktunya tiba untuk mengadakan tradisi ini, terlebih dahulu diumumkan dimesjid untuk berkumpul mengadakan rapat pembentukan panitia atau pembagian tugas guna tercapainya pelaksanaan prosesi tradisi tiga tahunan ini, yang diawali dengan tradisi Maccerang To Manurunng. Maccerang To Manurung ini dilaksanakan disalah satu rumah warga yang sudah menjadi kesepakatan bersama. b. Mappadendang dibutuhakan 7 batang kayu (alu)) dan sebuah lesung besar yang panjang. Alu tersebut nantinya akan dipakai menumbuk lesung. Penumbukan lesung itu menyimbolkan kegiatan orang – orang dulu dalam mengolah padi menjadi beras, tapi sekarang telah berubah fungsi menjadi hiburan dan musik yang mengiringi prosesi mindoa’. Adapun tempat dilaksanakannya Mappadendang ini yaitu biasanya dilapangan atau disawah, tergantung kesepakatan bersama pada saat rapat, dan berada satu lokasi dengan Mindoa’ c. Adapun peralatan yang diperlukan untuk membuat ayunan raksasa adalah tujuh batang pohon Pinang, tali rotan, tali yang terbuat dari bulu aren (gicci bulu) dan papan yang nantinya sebagai tempat duduk pada ayunan. Dalam pelaksanaan tradisi Mindoa’ atau berayun yang dimaksud disini, bukan sekedar berayun yang seperti biasanya, karna ayunan yang dipakai dsini adalah ayunan yang sangat besar / ayunan raksasa dan sangat tinggi, karena Adapun implikasi tradisi ini dari segi positifnya adalah : a. sebagai wujud kesyukuran b. terjalin kebersamaan c. kekeluargaan d. semangat gotong royong begitu kental terasa e. merupakan ajang silaturahmi f. sebagai pesta rakyat yang menjadi hiburan g. dan salah satu keunikan kekayaan adat dan tradisi di Desa Taulan. Dan adapun implikasi dari segi negatifnya adalah : a. dana yang dikeluarkan lumayan banyak b. keyakinan masyarakat yang mengarah ke hal – hal yang gaib.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FAKULTAS ILMU SOSIAL > Pendidikan Kewarganegaraan PPKn
Divisions: FAKULTAS ILMU SOSIAL
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 20 Feb 2017 01:33
Last Modified: 22 Feb 2018 05:33
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/2121

Actions (login required)

View Item View Item