Pertunjukan Iyabelāle dalam upacara pernikahan Bugis di Wajo (kasus Pa’biōla To Tēmpe pada pernikahan keluaga H. Andi Burhanuddin Unru)

Dahlan, Irvan (2011) Pertunjukan Iyabelāle dalam upacara pernikahan Bugis di Wajo (kasus Pa’biōla To Tēmpe pada pernikahan keluaga H. Andi Burhanuddin Unru). Diploma thesis, FSD.

[img]
Preview
Text
PERTUNJUKAN IYABELĀLE DALAM UPACARA PERNIKAHAN BUGIS DI WAJO( KASUS GRUP PA’BIŌLA TO TĒMPE PADA PERNIKAHAN KELUARGA H. ANDI BURHANUDDIN UNRU ).pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan : Mengetahui Bentuk pertunjukan Iyabelāle dalam upacara pernikahan Bugis di Wajo kasus Pa’biōla To Tēmpe pada upacara pernikahan keluaga H. Andi Burhanuddin Unru. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah : 1) Mengorganisasi data: Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai. 2) Membuat kategori, menentukan tema, dan pola. Dari pembahasan dan analisis data dapat ditarik kesimpulan : 1. Pada tahun 1980 pemerintah Wajo khususnya Dinas Pariwisata Wajo mengadakan perlombaan Iyabelāle berpusat di kota Sengkang yang dimana menghadirkan dan mengumpulkan para pelaku (seniman ) Iyabelāle dari berbagai daerah yang ada di Wajo. Hingga sekitar pada tahun 1990 oleh pihak pemerintah kebudayaan setempat memberi ruang bagi para seniman Iyabelāle untuk menyajikan pertunjukan musiknya kedalam prosesi penyelenggaraan pesta adat pernikahan. Kemudian mengahadirkan Iyabelāle sebagai tradisi yang dihadikan setiap pesta pernikahan hingga saat ini: Bentuk pertunjukan Iyabelāle dalam upacara pernikahan Bugis di Wajo kasus Pa’biōla To Tēmpe pada pernikahan keluaga H. Andi Burhanuddin Unru. Iyabelāle dimainkan oleh kaum wanita maupun pria dewasa dengan umur kurang lebih 30-50 tahun. Yang dimainkan oleh sekurang-kurangnya satu orang dan maksimal sebanyak-banyaknya, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan tempat pertunjukan seperti biasanya dalam acara pernikahan ( A’ Pa’Bottīngêng ) yang dilakukan dalam prosesi Siraman ( diomājang ), dan Pensucian atau pemberian daun pacar (Mappacci).

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Pendidikan sendratasik
Divisions: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 26 Feb 2018 08:12
Last Modified: 26 Feb 2018 08:12
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/4982

Actions (login required)

View Item View Item