Perjuangan Demmatande Melawan Belanda di Benteng Salubanga 1912-1916.

Martinus, Martinus (2014) Perjuangan Demmatande Melawan Belanda di Benteng Salubanga 1912-1916. Diploma thesis, Universitas Negeri Makassar.

[img] Text
Martinus.docx

Download (13kB)

Abstract

ABSTRAK Martinus. 2014. Perjuangan Demmatande Melawan Belanda di Benteng Salubanga 1912-1916. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar. (dibimbing oleh Ahmadin dan Bahri).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang perlawanan Demmatande, proses terjadinya perlawanan Demmatande dan dampak yang ditimbulkan dari perjuangan Demmatande melawan Belanda khususnya bagi masyarakat Pitu Ulunna Salu dan yang terlibat dalam peristiwa tersebut serta dampak bagi Belanda itu sendiri.Penelitian ini adalah penelitian historis yang bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan metode historis, melalui tahapan; heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang melatar belakangi perjuangan Demmatande melawan Belanda di Benteng Salubanga 1912-1916 adalah diterapkannya kebijakan dan aturan-aturan oleh pemerintah Belanda yang menyengsarakan rakyat dan tidak sesuai dengan adat istiadat dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Demmatande bersama beberapa pemberani-pemberani yang ada di Pitu Ulunna Salu melakukan perlawanan di Benteng Salubanga yang membuat pasukan Belanda berusaha untuk mematahkan perlawanan Demmatande dengan beberakali meminta bantuan pasukan, yang pertama ke Majene, dan Mamuju. Kemudian yang kedua ke Majene, Mamuju, Enrekang dan Makassar. Perlawanan Demmatande kemudian berhasil dipatahkan pada bulan Oktober 1914. Setelah kekalahan Demmatande di Benteng Salubanga, sisa pasukan Demmatande yang masih hidup melanjutkan perjuangan Demmatande dengan melakukan perang gerilya (Membai Ala’) dan membentuk benteng baru yaitu Benteng Puang yang dipimpin oleh Deppalanna yang berakhir pada tahun 1916. Setelah peristiwa tersebut pemerintah Belanda menangkap beberapa pasukan Demmatande yang masih hidup, serta semua keluarga Demmatande ditangkap dan di proses baru kemudian dilepaskan. Selain itu, Kampung Paladan yang menjadi tempat perlawanan dibakar oleh pasukan Belanda. Pihak Belanda sendiri banyak mengalami kerugian dimana beberapa pimpinan pasukan Belanda harus tewas dan banyaknya pasukan yang tewas.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Perjuangan Demmatande Melawan Belanda di Benteng Salubanga 1912-1916 merupakan perjuangan rakyat Pitu Ulunna Salu yang menentang pendudukan Belanda.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FMIPA > Geografi
PASCASARJANA > Geografi
PASCASARJANA > Geografi
Divisions: ?? sch_geo ??
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 25 Apr 2016 07:44
Last Modified: 25 Apr 2016 07:44
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/261

Actions (login required)

View Item View Item