TARI KALEGOA PADA SANGGAR KERATON LA ODE UMURI BOLU KOTA BAU-BAU KABUPATEN BUTON

Supriadi, Suhartini (2019) TARI KALEGOA PADA SANGGAR KERATON LA ODE UMURI BOLU KOTA BAU-BAU KABUPATEN BUTON. S1 thesis, Universitas Negeri Makassar.

[img] Text
JURNAL.pdf

Download (230kB)

Abstract

ABSTRAK Tari Kalegoa pada Sanggar Keraton La Ode Umuri Bolu Kota Bau-Bau Kabupaten Buton, Skripsi, Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini menjawab rumusan masalah yang tercantum dalam Tari Kalegoa pada Sanggar Keraton Laode Umuri Bolu kota Bau-Bau Kabupaten Buton yaitu: 1). Bagaimana Bentuk Gerak Tari Kalegoa pada Sanggar Keraton Laode Umuri Bolu. 2). Bagaimana Makna Gerak yang terkandung dalam setiap ragam Tari Kalegoa pada Sanggar Keraton Laode Umuri Bolu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Sanggar Keraton Laode Umuri Bolu jalan Muh. Husni Thamrin kelurahan Tomba Kecamatan Wolio pada Bulan Juli sampai Oktober 2019. Tari ini diciptakan pada tahun 1987 oleh seorang budayawan yang bernama Laode Umuri Bolu. Data yang diperoleh dengan melakukan teknik pengumpulan data (observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi). Hasil penelitin ini menunjukan bahwa: 1). bentuk gerak Tari Kalegoa pada Sanggar Keraton Laode Umuri Bolu adalah tari tradisional yang menggambarkan suka duka gadis-gadis Buton sewaktu berada di dalam pingitan dengan bentuk berupa gerakan memakai sapu tangan. Jumlah penari yang menarikan tarian ini berjumlah genap antara 2,4,6,8, dan seterusnya. Sudah menjadi suatu tradisi sejak zaman lampau seorang gadis yang menjelang dewasa haruslah menjalani masa pingitan (posuo) selama delapan hari delapan malam. 2). makna ragam gerak Tari Kalegoa pada Sanggar Keraton Laode Umuri Bolu terbagi menjadi tiga yaitu: a. gerak lego/lengan bergoyang yang dimaknai bahwa perempuan dipersiapkan untuk bisa mengerjakan segala sesuatunya sendiri, karena seorang wanita dipersiapkan untuk menjadi seorang ibu dan menjadi istri. Wanita juga dipersiapkan untuk bisa mengurus dirinya sendiri dan keluarga. b. gerak pobura/memakai bedak yang dimaknai bahwa meraka yang sudah dewasa sudah bisa merias diri, menjaga diri, dan mempercantik diri. Memakai bedak tidak hanya dimaknai untuk mempercantik wajah tetapi makna sesunggunya adalah mempercantik hati dan perilaku wanita tersebut, agar meraka lebih mengerti maksud dari upacara yang mereka lakukan. c. gerak Karia/pesta yang dimaknai sebagai gambaran suka cita kegembiraan semua gadis-gadis yang sudah berhasil melewati prosesi upacara Posuo. Wanita yang sudah dewasa sudah diberikan tanggung jawab. Keberadaanya sudah bisa diperhitungkan di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Seni Tari
Divisions: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
Depositing User: Pustaka FSD yayu
Date Deposited: 31 Aug 2020 03:30
Last Modified: 31 Aug 2020 03:30
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/17775

Actions (login required)

View Item View Item