Pertunjukan Mappaddekko dalam Upacara Mapogau Hanua masyarakat Bugis Karampuang Sinjai di Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai

RIFQAH, RIFQAH (2014) Pertunjukan Mappaddekko dalam Upacara Mapogau Hanua masyarakat Bugis Karampuang Sinjai di Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai. Diploma thesis, Fak. SENI DAN DESAIN.

[img] Text
SKRIPSI RIFQAH.docx

Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang obyektif tentang Pertunjukan Mappaddekko dalam Upacara Mapogau Hanua masyarakat bugis Karampuang Sinjai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, datanya diperoleh melalui metode observasi yaitu penelitian secara langsung dilapangan dan wawancara kepada Budayawan Sinjai yaitu P. Muhannis, pemangku adat Karampuang dan beberapa tokoh masyarakat antara lain P. Haris, P. Benyamin, dan P.Usman dan P. Gella. Adapun pokok permasalahan yang dikaji dalam pertunjukan Mappaddekko tersebut, yakni: 1). Bagaimanakah latar belakang keberadaan pertunjukan Mappaddekko dalam Upacara Mapogau Hanua 2). Bentuk pertunjukan Mappaddekko dalam Upacara Mapogau Hanua masyarakat Bugis Karampuang Sinjai. Dari hasil penelitian : 1). Latar belakang Pertunjukan Mappaddekko dalam Upacara Mapogau Hanua masyarakat Bugis Karampuang Sinjai yaitu: a). Adanya pesan leluhurnya megatakan bahwa apabila tidak mejalankan ritual maka “tenna solong waede, tenna loloang raung kaju lele saie” yang artinya bahwa air takkan mengalir, daun-daun tak akan menghijau, penyakit akan merajalela. b). Sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta atas tercapainya hasil panen yang meningkat. c). Acara ini merupakan tradisi penghormatan akan dimulainya pesta adat atau penyambutan tamu undangan yang hadir pada Upacara Mapogau Hanua. 2). Pada bentuk pertunjukan Mappaddekko adapun bentuk pertunjukan didalamnya yaitu: a). Instrumen yang digunakan yaitu Lesung dan Alu. b). Dipertunjukan dengan cara berdiri, b). Pola tabuhan ada tiga macam yaitu: mappadudu’, makkumba’, dan mangolai. Kostum yang digunakan pada setiap pementasan, bagi laki-laki mereka menggunakan kostum biasa yang mereka miliki yaitu baju batik dan celana kain biasa dan songko’ (penutup kepala), sedangkan bagi perempuan menggunakan baju bodo yang berwarna merah dan biru serta sarung yang digunakan yaitu lipa bate’(sarung batik). Tidak memakai tata rias atau make up. c). Inti dari Upacara Mapogau Hanua yaitu acara menre’ri bulu dalam arti pemujaan untuk mengenang kembali enam penguburan mallajang.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Seni Tari
Divisions: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 13 Apr 2018 06:57
Last Modified: 13 Apr 2018 06:57
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/7492

Actions (login required)

View Item View Item