Gaya bahasa dalam Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata (Teori Stilitika Enkvist)

Jumiati, Jumiati (2012) Gaya bahasa dalam Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata (Teori Stilitika Enkvist). Diploma thesis, Universitas Negeri Makassar.

[img] Text
Jumiati..docx

Download (15kB)

Abstract

ABSTRAK Jumiati. 2012. “Gaya bahasa dalam Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata (Teori Stilitika Enkvist)”. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Sastra. Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Muhammad Rapi Tang dan Juanda. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan mendeskripsikan efek dari penggunaan gaya bahasa dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata terhadap pembaca. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah teks-teks dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang mengandung unsur gaya bahasa. Data penelitian ini dianalisis dengan langkah-langkah mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menganalisis. Sumber data penelitian ini adalah novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, terbitan tahun 2008, cetakan kedua puluh oleh PT Bentang Pustaka. Hasil penelitian ini mengungkapkan bungkusan atau gaya bahasa yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan efek dari penggunaan gaya bahasa tersebut terhadap pembaca yang diuraikan sebagai berikut: a) gaya bahasa perbandingan (perumpamaan, metafora, personifikasi, dan pleonasme dan tautologi); b) gaya bahasa pertentangan (hiperbola, litotes, ironi, dan oksimoron); c) gaya bahasa pertautan (metonimia, sinekdoke, dan eufemisme); dan d) gaya bahasa perulangan (aliterasi dan repetisi). Gaya bahasa yang paling dominan digunakan adalah gaya bahasa personifikasi sebanyak 29,8% dari 228 data. Efek yang diharapkan penulis dari penggunaan gaya bahasa tersebut kepada pembaca adalah ingin memberikan nilai didik yang sangat bermanfaat seperti kemandirian, ketekunan, dan memiliki pandangan bahwa kekurangan dalam hal finansial bukan penghalang untuk meraih cita-cita. Penggunaan gaya bahasa personifikasi dalam novel Sang Pemimpi juga diharapkan dapat menghidupkan isi cerita di dalamnya dan menambah variasi serta menghindari hal-hal yang bersifat monoton sehingga membuat pembaca tidak bosan. Selain gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa hiperbola menempati urutan kedua terbanyak yang digunakan Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi yaitu 25% dari 228 data. Dari penggunaan gaya bahasa hiperbola tersebut, Andrea Hirata berharap agar pembaca mengetahui karakter tokoh-tokoh yang ada dalam novel Sang Pemimpi. Hal ini disebabkan karena Andrea Hirata menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk memperjelas karakter tokoh atau penokohan, tema, dan latar penceritaan dalam novel Sang Pemimpi. Ketepatan pilihan kata diharapkan mampu menimbulkan rasa akrab antara pembaca dengan tokoh, sehingga pembaca seolah-olah berada di tengah-tengah mereka dan mengalami semua peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Sesuai hasil penelitian ini, diajukan saran agar pembaca dan peminat sastra mampu memahami kajian gaya bahasa dan efek penggunaan gaya bahasa yang diharapkan penulis dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan bahwa pesan yang dikandung dalam pemakaian gaya bahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat, khususnya penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ILMU PENDIDIKAN > Pendidkan
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 25 Apr 2016 06:51
Last Modified: 25 Apr 2016 06:51
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/73

Actions (login required)

View Item View Item