Ma’ balendo dalam Masyarakat Luwu di Kelurahan Pammanu Kabupaten Luwu

MUSADDIK, MUSADDIK (2011) Ma’ balendo dalam Masyarakat Luwu di Kelurahan Pammanu Kabupaten Luwu. Diploma thesis, Fak. SENI DAN DESAIN.

[img] Text
a4.docx

Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang 1) Latar belakang keberadaan Ma’ balendo di Kelurahan Pammanu Kabupaten Luwu. 2) Bentuk penyajian Ma’ balendo pada masyarakat Luwu di Kelurahan Pammanu Kabupaten Luwu. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Data diperoleh melalui metode studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah 1) Latar belakang keberadaan Ma’ balendo dalam masyarakat Luwu di Kelurahan Pammanu Kabupaten Luwu. Kesenian tradisional ini sudah ada sejak nenek moyang. Sulit untuk diperkirakan kapan kesenian tradisional Ma’ balendo lahir karena generasi yang ada sekarang hanyalah pewaris kesenian tersebut, atau dengan kata lain bahwa Ma’ balendo telah lahir secara turun temurun. Ma’ balendo dimaksudkan sebagai upacara rasa syukur terhadap Sang Maha Pencipta yang telah memberikan rejeki berupa panen yang berhasil. 2) Bentuk penyajian Ma’ balendo terdiri dari (a) pelaku: pelaksanaan Ma’ balendo, pelaku dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 2 orang sebagai tau pariu (orang yang berladang), 6 orang sebagai palambu’ (penumbuk), 2 orang sebagai mappangindo (memimpin), 2 orang sebagai mapparuntuk (menaikkan) dan 2 orang sebagai pemusik. (b) ragam gerak: terdiri dari 13 gerak yaitu ma’ bingkung (mencangkul), mapperok (meratakan tanah), mangambok bibi (menghambur bibit), masisi (mencabut bibit), mattanang (menanam), miruku (membersihkan), makampa denak (menjaga burung), mipare (memotong padi), mappori (mengikat), mangalloi (menjemur), makjujung (menjunjung), malambu (menumbuk), dengan 2 tahap yaitu pattangang (menumbuk bulir padi yang masih utuh) dan parrurang (menumbuk padi untuk di keluarkan kulit-kulitnya ) dan tampi’ (menapis beras). (c) musik pengiring: alu bambu dan kayu, lesung dan jame-jame (jerami). (d) tempat pertunjukan: umumnya dilaksanakan di lapangan terbuka atau di tempat-tempat yang strategis dikunjungi. (e) kostum: kostum yang digunakan yaitu baju kebaya, kain batik dan kerudung sebagai penutup kepala. (f) tata rias: rias yang dikenakan adalah rias sederhana atau realis. (g) properti: pangimba’ (tongkat kecil), resak (padi), bingkung (cangkul), rangkapang (alat pemotong padi), karoro (karung), baku (bakul), barang (nyiru) dan botolo (botol).

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Pendidikan sendratasik
Divisions: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 08 Mar 2018 03:52
Last Modified: 08 Mar 2018 03:52
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/5518

Actions (login required)

View Item View Item