Hubungan Politik Mandar dengan Bone (1672-1681)

Aswan, Muhammad (2015) Hubungan Politik Mandar dengan Bone (1672-1681). Diploma thesis, FIS.

[img] Text
BAB I.docx

Download (46kB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Mandar dengan Bone sebelum Perjanjian Lanrisang, Perjanjian Ujung Pandang, dan Perjanjian Salemo; latar belakang terjadinya Perjanjian Lanrisang, Perjanjian Ujung Pandang, dan Perjanjian Salemo; dan dampak dari Perjanjian Lanrisang, Perjanjian Ujung Pandang, dan Perjanjian Salemo terhadap hubungan Mandar dengan Bone. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan metode historis, melalui tahapan; Heuristik yakni tahap pengumpulan data atau sumber, Kritik yakni tahap penyeleksian sumber ataupun data, Interpretasi yang merupakan penafsiran dari fakta-fakta yang telah ada dan Historiografi yang merupakan tahap akhir penulisan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat Perang Makassar (1666-1669) antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone dan sekutunya. Konfederasi Mandar terutama persekutuan Pitu Ba’bana Binanga turut serta ambil bagian. Mandar berkoalisi dengan Kerajaan Gowa, Sedangkan Kerajaan Bone demi mengalahkan Kerajaan Gowa harus Berkoalisi dengan Belanda. Kerajaan Bone dan sekutunya melakukan serangan ke Mandar pada tahun 1669, 1671, dan 1673. Hal itu karena keterlibatannya dalam perang Makassar dan tidak mengakui kekuasaan Arung Palakka dan Sekutunya di Sulawesi Selatan. Sehingga demi menyelesaikan konflik diadakanlah pertemuan di Lanrisang, Ujung Pandang pada tahun 1674, dan Salemo pada tahun1681. Pada pertemuan itu kemudian dikenal dengan Perjanjian Lanrisang, Perjanjian Ujung Pandang, dan Perjanjian Salemo antara Mandar dengan Kerajaan Bone. Perjanjian-perjanjian tersebut adalah upaya untuk mengakhiri perang antara Mandar dengan Kerajaan Bone dan sekutunya. Meskipun pada perjanjian tersebut ditetapkan bahwa Mandar disamakan derajatnya dengan Bone namun memberikan kesempatan kepada Kerajaan Bone dan Sekutunya untuk ikut campur tangan dalam urusan kenegaraan kerajaan-kerajaan di daerah Mandar. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan, Pada saat perang Makassar kedua suku ini tidak menunjukkan hubungan diantaranya. Hubungan Politik Mandar dengan Bone mulai terjalin pada tahun 1674 yang ditandai dengan Perjanjian Lanrisang. Olehnya itu dalam perkembangan selanjutnya Kerajaan Bone berhasil menanamkan pengaruh dan hegemoni di daerah Mandar.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FAKULTAS ILMU SOSIAL
Divisions: FAKULTAS ILMU SOSIAL
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 05 Mar 2018 03:25
Last Modified: 05 Mar 2018 03:25
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/5277

Actions (login required)

View Item View Item