“Analisis Teks Dekonstruksi Dalam Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer (Suatu Tinjauan Dekonstruksi Derrida)”

Pratama.H, Andi Hasrul (2016) “Analisis Teks Dekonstruksi Dalam Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer (Suatu Tinjauan Dekonstruksi Derrida)”. Diploma thesis, FBS.

[img] Text
BAB I - BAB V.docx

Download (123kB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna-makna kontradiktif, ironi, dan paradox dalam Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan desain deskriktif kualitatif. Data dalam penelitian ini seluruhnya dikutip dari novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer lalu menganalisisnya dengan pendekatan dekonstruksi Jacques Derrida. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik baca dan tehnik pencatatan. Data dianalisis dengan cara diidentifikasi, mengatagorisasi, menganalisis, mendeskripsikan, dan menyimpulkan hasil analisis. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa dalam Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer ditemukan Hierarki Oposisi atau teks dominan yaitu Kerinduan gadis pantai, pendamping hidup/istri, Bendoro yang berbudi luhur, dan Penduduk kampung nelayan yang bodoh. Oposisi-oposisi tersebut lebih superior dari pada oposisi atau peristilahan kedua yang berupa: Keterasingan gadis pantai, Pemuas nafsu, Bendoro tidak berbudi luhur, dan Penduduk kampung nelayan yang cerdas. Dari identifikasi oposisi-oposisi biner tersebut dan setelah ditemukan oposisi yang dominan. Maka langkah selanjutnya yaitu pembalikan Hierarki Oposisi dan meruntuhkan argumen yang menguatkannya. Hal ini dimaksudkan untuk mencari makna paradoks, ironi, dan makna kontradiktif (makna kebalikan yang ditutupi oleh pengarang). Dalam teori dekonstruksi hal ini disebut aporia atau keseimbangan. Bahwa setiap oposisi memiliki ketergantungan satu sama lain. Hasil penelitian ini menemukan hierarki oposisi atau teks dominan dalam novel Gadis Pantai yaitu Kerinduan gadis pantai, pendamping hidup/istri, Bendoro yang berbudi luhur, dan Penduduk kampung nelayan yang bodoh yang diistimewakan oleh pengarang, diruntuhkan oleh oposisi kedua yang dikesampingkan atau dimarjinalkan oleh pengarang. Konstruksi makna yang dibangun oleh pengarang yang termasuk dalam hierarki oposisi diruntuhkan oleh oposisi kedua yaitu Keterasingan Gadis Pantai, Pemuas nafsu, Bendoro yang tidak berbudi luhur, dan Penduduk kampung nelayan yang bodoh. Penulis mengharapkan kepada pembaca dapat memaknai sebuah karya sastra dengan perspektif dekonstruktif yang tidak mengesampingkan istilah-istlah yang dipinggirkan oleh pengarang sehingga makna-makna yang tersembunyi akan terurai dengan jelas dan sebuah karya sastra dapat dimaknai secarai konferehensip. Penulis juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar lebih mengembangkan konsep dekonstruksi agar dapat diaplikasikan dengan sempurna.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA > Pendidikan Bahasa dan sastra Bahasa Indonesia
Divisions: FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 27 Feb 2018 06:18
Last Modified: 27 Feb 2018 06:18
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/5035

Actions (login required)

View Item View Item