INOVASI PENGENDALIAN EMISI GAS BUANG MELALUI REKAYASA BAHAN BAKAR DIESEL GUNA PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

Haruna, Haruna and Mulyadi, Mulyadi and Amir, Faizal (2016) INOVASI PENGENDALIAN EMISI GAS BUANG MELALUI REKAYASA BAHAN BAKAR DIESEL GUNA PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP. In: Kolakium Pendidikan Nusantara, 17 Nopember 2016, Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia.

[img]
Preview
Text (Artikel Prosiding Seminar Internasional)
Prosiding Internasional - Inovasi Pengendalian Emisi Gas Buang Melalui Rekayasa Bahan Bakar.....pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
peer reviewer Prosiding Kolokium Pendrdrkan Nusanrara.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://eudc.utm.my/

Abstract

Latar Belakang: Pertambahan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat berdampak pada makin meningkatnya kebutuhan akan sarana transfortasi dan aktivitas industri. Hal ini tentu saja menyebabkan kebutuhan akan bahan bakar cair juga semakin meningkat. Perkembangan industri otomotif sangat pesat. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, jumlah kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada 2013 mencapai 104,211 juta unit, naik 11 persen dari tahun sebelumnya (2012) yang cuma 94,299 juta unit. Dari jumlah itu, populasi terbanyak masih disumbang oleh sepeda motor dengan jumlah 86,253 juta unit di seluruh Indonesia, naik 11 persen dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit," urai Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia Inspektur Jenderal (Pol) Pudji Hartanto. di Sunter, Jakarta Utara. Jumlah terbesar kedua disumbang mobil penumpang dengan 10,54 juta unit, atau juga naik 11 persen dari tahun sebelumnya, 9,524 juta unit. Populasi mobil barang (truk, pikap, dan lainnya) tercatat 5,156 juta unit, naik 9 persen dari 4,723 juta unit. (Jakarta, Kompas Otomotif). Komsumsi bahan bakar yang sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil juga meningkat, persediaan minyak bumi semakin menipis. Memasuki abad sekarang ini, dunia mulai mengalami krisis energi terutama energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Dimana cadangan bahan bakar yang tersisa dalam bumi hampir tidak mampu mencukupi permintaan masyarakat akan energi yang terus meningkat memberikan dampak negatif pada lingkungan yaitu tingginya tingkat pencemaran udara akibat emisi hasil proses pembakaran bahan bakar fosil. Para ahli telah memikirkan bagaimana cara mengurangi pemakaian bahan bakar fosil ini yang tidak dapat diperbaharui. Perjanjian Kyoto Protocol dinegosiasikan di Tokyo pada desember 1997, ditanda tangani pada 16 maret 1998 menyebabkan pemerintah membuat peraturan dan undang-undang untuk menurunkan komsumsi bahan bakar fosil dan pencemaran lingkungan. Produsen kendaraan pun perlu merancang mesin yang lebih baik dan dapat mengurangi emisi gas buang dan komsumsi bahan bakar, juga memikirkan bahan bakar alternative. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mengendalikan emisi pada kendaraan bermotor karena dari hasil beberapa penelitian bahwa penyumbang terbesar emisi dan penyebaran emisi karena bergerak adalah kendaraan bermotor dengan penetapan EURO (European Emision Standart) Euro 1 pada tahun 1992/1994 dengan ambang batas 0,14PM. Euro 2 pada tahun 1996/1998 dengan ambang batas 0,08 PM. Euro 3 pada tahun 2000 dengan ambang batas 0,05 PM. Euro 4 pada tahun 2005 dengan ambang

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Additional Information: ISBN: 978-967-0194-76-9
Subjects: KARYA ILMIAH DOSEN
Universitas Negeri Makassar > KARYA ILMIAH DOSEN
Divisions: KOLEKSI KARYA ILMIAH UPT PERPUSTAKAAN UNM MENURUT FAKULTAS > KARYA ILMIAH DOSEN
KARYA ILMIAH DOSEN
Depositing User: S.T., M.T. Faruq Ratuhaji
Date Deposited: 25 Jan 2018 04:47
Last Modified: 30 Mar 2020 11:12
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/4526

Actions (login required)

View Item View Item