STUDI TERHADAP KAIN TENUN BUTON (PROSES, MAKNA MOTIF DAN PENGGUNAANNYA)

SAMPARADJA, NURMALA (2023) STUDI TERHADAP KAIN TENUN BUTON (PROSES, MAKNA MOTIF DAN PENGGUNAANNYA). S1 thesis, Fakultas Seni dan Desain.

[img] Text
JURNAL-NURMALA SAMPARADJA-1781041012-STUDI TERHADAP KAIN TENUN BUTON (PROSES, MAKNA MOTIF DAN PENGGUNAANNYA - Nurmala Samparadja.pdf

Download (555kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan, makna motif, dan penggunaan kain tenun Buton. Penelitian ini merupakan penelitian dengan analisis lebih mendalam menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah kain tenun Buton yang mana didalamnya terkandung proses pembuatan, makna motif, dan penggunaan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan teknik triangulasi. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah pengrajin kain tenun Buton, masyarakat di Desa Karae, budayawan, serta pemerhati budaya kain tenun Buton. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan tiga model analisis data, 1) Reduksi data dengan melakukan pendekatan emik dan etik untuk menemukan jawaban dari makna motif kain tenun, 2) Penyajian data yang telah direduksi, 3) Penarikan kesimpulan untuk menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembuatan kain tenun Buton di Desa Karae, terdapat tiga tahap pembuatan yaitu, tahap persiapan (panguuri) berupa proses penyusunan benang menggunakan alat-alat seperti: kantada, banua jangka, banua biwita, pando-pando, gaba, kaikai jangka, jangka, kaju, kaboke, kawua, paso, kapa (biwita), liwuo dan lante-lante. Tahap pelaksanaan (do’mooru) berupa proses menenun menggunakan alat-alat seperti: kabulelenga, kawua, kapa, gantara, katudaka’ano balida, kantaburi, pando-pando, mbalona kusoli, tapua, tali kundo, kakuti, tali nilon, jangka, bhalida, kaju di papan, kaju di kakuti, lante-lante, liwuo dan kantaburi. Tahap akhir (de’dodo) merupakan proses pengguntingan. Kain tenun Buton Desa Karae, memiliki beberapa jenis-jenis motif yaitu ontimu djawa, palola wungu, kambana bontu, dalima mangura, bhanuana jaajara, lakolokolopua, lumuna uwe, ontolu hole, katamba yijo, samasili, bhancana kaluku bula, manggopa, kasopa, leja ogena, kambampu, ngkoroura, bulamalaka, Burana gola, botu rante, boka rante dan katamba gawu. Kain tenun Buton di Desa Karae, memiliki makna simbolik yang terkandung pada motifnya sebagai simbol kepercayaan masyarakat Desa Karae terhadap alam, sebagai simbol persatuan yang mempererat kultur budaya, dan penuntun dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Motif kotak-kotak (bhia kolau) merupakan motif dengan garis berpotongan vertical dan horizontal dengan corak kotak-kotak biasa digunakan oleh laki-laki. Serta motif garis-garis lurus searah (bhia kasopa yitanu) biasa digunakan oleh perempuan. Sedangkan, penggunaan kain tenun Buton berdasarkan stratifikasi sosial dimasyarakat terbagi menjadi tiga, untuk golongan Kaomu, golongan Walaka, dan golongan Papara. Kata kunci: Makna Simbolik, Identitas, Motif, Kain Tenun.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Pendidikan seni Rupa
Depositing User: Pustaka FSD yayu
Date Deposited: 13 Jun 2024 03:39
Last Modified: 13 Jun 2024 03:39
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/33374

Actions (login required)

View Item View Item