Analisis Perilaku Inhalasi Lem (Ngelem) dan Penanganannya (Studi Kasus pada Siswa di SMP Negeri 7 Makassar)

KARTIKA DWI LESTARI PARASSA (2022) Analisis Perilaku Inhalasi Lem (Ngelem) dan Penanganannya (Studi Kasus pada Siswa di SMP Negeri 7 Makassar).

[img] Text
Kartika Dwi Lestari Parassa_1544041022.pdf

Download (42MB)

Abstract

KARTIKA DWI LESTARI PARASSA. Skripsi. 2019. Analisis Perilaku Inhalasi Lem (Ngelem) dan Penanganannya (Studi Kasus pada Siswa di SMP Negeri 7 Makassar). Dibimbing oleh Dr. Farida Aryani, M.Pd dan Dr. Abdul Saman, M.Si, Kons. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini menelaah tentang perilaku inhalasi lem (ngelem) dan penanganannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) gambaran perilaku inhalasi lem. 2) faktor yang menyebabkan perilaku inhalasi lem. 3) dampak yang ditimbulkan dari perilaku inhalasi lem. 4) upaya penanganan perilaku inhalasi lem. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dengan tahapan identifikasi, diagnosis, prognosis, treatment, evaluasi dan tindak lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Konseli memiliki perilaku inhalasi lem. Adapun bentuk perilaku inhalasi lem yang dialami oleh konseli yaitu menghirup lem dengan menggunakan teknik bagging, menghirup lem 2-3 kali sebanyak 2-3 kaleng dalam sehari, menghirup lem ketika berkumpul bersama teman-temannya, patungan bersama teman-temannya untuk membeli lem dengan jenis lem FOX kuning, menghirup lem di rumah kosong atau lorong sepi. 2) Faktor yang menyebabkan konseli berperilaku inhalasi lem yakni faktor dari dalam dirinya seperti adanya rasa keingintahuan yang besar untuk mencoba menghirup lem. Sementara, faktor dari lingkungan seperti kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua dan masyarakat, serta pengaruh dari teman bergaul. 3) Dampak yang timbul akibat perilaku inhalasi lem pada konseli yakni konseli sering merasa sakit dan badannya menjadi semakin kurus, membuat pelanggaran di sekolah, dan membuat keresahan di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. 4) Upaya penanganan perilaku inhalasi lem dengan menerapkan teknik restrukturisasi kognitif Setelah pemberian treatment, terjadi perubahan positif pada konseli yakni kedua konseli telah mampu menolak ajakan teman-temannya untuk menghirup lem, mengurangi waktu berkumpul dengan teman-temannya, dan mampu melakukan hal-hal yang lebih positifuntuk mengisi waktu luangnya. Kata Kunci: Inhalasi Lem, Restrukturisasi Kognitif

Item Type: Article
Subjects: ILMU PENDIDIKAN > Bimbingan dan Konseling
Divisions: FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Depositing User: Unnamed user with username pustakawanfip
Date Deposited: 02 Nov 2022 06:20
Last Modified: 02 Nov 2022 06:20
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/25195

Actions (login required)

View Item View Item