SENYAWA TEROID DALAM TUMBUHAN BAYUR

Salempa, Pince and Muharram, Muharram (2016) SENYAWA TEROID DALAM TUMBUHAN BAYUR. Cetakan Pertama . Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia. ISBN 978-602-6883-29-2

[img]
Preview
Text (Buku Referensi)
Buku - Senyawa Stereoid Buku Steroid dalam Tumbuhan Bayur.pdf - Published Version

Download (8MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Peer Review - Buku Referensi)
Peer Review - Buku Senyawa Steroid dalam Tumbuhan Bayur.pdf - Published Version

Download (518kB) | Preview

Abstract

PENDAHULUAN: Indonesia dikenal sebagai salah satu negara pemilik hutan tropis terbesar di dunia dengan luas 119,7 juta hektar atau 65% dari seluruh daratan dan menempati urutan ke 3 setelah Brazil dan Zaire (Zuhud dan Haryanto, 1994).Sekitar 250.000 spesies tumbuhan tropis yang terdapat di dunia, 30.000 spesies diperkirakan tumbuh di seluruh kepulauan yang ada di Indonesia. Tumbuhan tingkat tinggi merupakan bagian dari tumbuhan tropis tersebut. Dari sekian banyak tumbuhan tingkat tinggi yang ada masih terdapat 99,6% yang belum diselidiki kandungan kimianya, padahal lebih dari 25% resep obat-obatan yang digunakan saat ini mengandung bahan bioaktif yang bersumber dari tumbuhan tingkat tinggi (Tukiran, 1997). Oleh karena itu negara kita mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan dan penemuan senyawa- senyawa baru atau senyawa-senyawa metabolit sekunder yang memiliki efek terapetik yang ampuh dan bioaktivitas yang menjanjikan. Tumbuhan tropis terutama tumbuhan tingkat tinggi dapat digunakan sebagai rujukan dalam memperoleh senyawa-senyawa kimia baru dalam mengembangkan senyawa-senyawa bioaktif yang berguna dalam industri farmasi dan agrokimia. Sterculiaceae merupakan salah satu tumbuhan tropika yang termasuk dalam kelompok tumbuhan berbunga, berupa pohon, semak-semak dan kadang-kadang berupa liana atau herba (Tjitrosoepomo, 2004). Tumbuhan Sterculiaceae telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional, misalnya daun Pterospermum acerifolium yang telah dilayukan di atas api dapat menghilangkan gatal pada kaki akibat terbenam di dalam lumpur. Seduhan dingin kayu Sterculia foetida digunakan sebagai obat penggugur (oabortivum). Lumatan daunnya ditempelkan pada bagian tubuh yang terkilir atau luka dalam karena jatuh, dan abu kulit buahnya yang dicampur dengan air lalu diminum dapat mengobati penyakit kencing nanah (Heyne, 1987). Kayu batang Herrania cuatrecasana disuspensikan dalam air untuk penawar gigitan ular, dan kulit batangnya disuspensikan dalam alkohol digunakan sebagai obat iritasi tenggorokan dan batuk kering (Wiedemann et al, 1999). Daun Sterculia africana digunakan sebagai obat kejang-kejang (Hamza et al, 2006). Akar Helicteres isora digunakan untuk mengobati radang ginjal kronik, dan buahnya sebagai jamu untuk membasmi cacing pita (Kamiya et al, 2001). Penelusuran filogenetik tumbuhan beberapa spesies Sterculiaceae dapat dijadikan acuan untuk mengeksplorasi potensi kimianya. Pada kulit akar Waltheria dourandinha (Sterculiaceae) telah diisolasi senyawa waltherion-A dan turunan oksimetilasi yang mempunyai aktivitas antibakteri (Hoelzel, et al., 2005). Stigmasterol glikosida telah diisolasi dari kayu akar A. augusta (Alam et al, 1995). Senyawa lain seperti pregnan dan kumarin telah berhasil diisolasi dari bagian akar tumbuhan Helicteres angustifolia yang menunjukkan aktivitas penghambat yang signifikan terhadap pertumbuhan sel-sel in vitro melanoma SK-MEL-28 yang akut (Chen.ef al., 2006).

Item Type: Book
Subjects: KARYA ILMIAH DOSEN
Universitas Negeri Makassar > KARYA ILMIAH DOSEN
Divisions: KOLEKSI KARYA ILMIAH UPT PERPUSTAKAAN UNM MENURUT FAKULTAS > KARYA ILMIAH DOSEN
KARYA ILMIAH DOSEN
Depositing User: S.T., M.T. Faruq Ratuhaji
Date Deposited: 10 May 2017 05:42
Last Modified: 10 May 2017 05:42
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/2511

Actions (login required)

View Item View Item