BUDAYA MARITIM MIGRAN BUTON DI PANTAI BARAT SERAM 1942-2002 MARITIME CULTURE OF THE BUTONES MIGRANTS IN THE PANTAI BARAT SERAM 1942-2002

RENYAAN, KASMAN (2016) BUDAYA MARITIM MIGRAN BUTON DI PANTAI BARAT SERAM 1942-2002 MARITIME CULTURE OF THE BUTONES MIGRANTS IN THE PANTAI BARAT SERAM 1942-2002. S1 thesis, Universitas Negeri Makassar.

Full text not available from this repository.

Abstract

BUDAYA MARITIM MIGRAN BUTON DI PANTAI BARAT SERAM 1942-2002 MARITIME CULTURE OF THE BUTONES MIGRANTS IN THE PANTAI BARAT SERAM 1942-2002* KASMAN RENYAAN** ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk; (i) mengetahui dan mengungkapkan kondisi di daerah Buton yang mendorong pelaut Buton meninggalkan daerahnya, dan potensi daerah pantai barat Seram yang memikat mereka mengunjungi dan menetap di daerah itu; (ii) mengetahui dan mengungkapkan dinamika migran Buton pada masa awal kedatangan mereka di pantai barat Seram; (iii) mengetahui dan mengungkapkan kehidupan bahari orang Buton di pantai barat Seram dan peranan mereka membangun kehidupan sosial ekonomi di daerah itu; (iv) mengetahui dan mengungkapakan kondisi dinamis orang Buton saat dan pasca konflik Maluku.Penelitian ini adalah penelitian sejarah, dengan pendekatan diskripsi analitis kualitatif. Data diperoleh melalui studi pustaka, dokumentasi dan wawancara lalu diolah mengunakan kritik sumber dan di interpretasi untuk memberikan pemaknaan terhadap peristiwa berdasarkan sumber-sumber yang diteliti. Selanjutnya, data dan fakta disajikan dalam historiografi. Hasil penelitian menunjukkan, (i) bahwa budaya maritim mendorong orang Buton berlayar ke pesisir pantai barat Seram. Dorongan berlayar ke daerah itu, untuk mencari peluang yang bernilai ekonomis, diantaranya komoditi damar (pidamara) di hutan pedalaman Seram Barat. Potensi sumberdaya alam daerah yang didatangi itu, menarik mereka mengelolah lahan pertanian, mendirikan pemukiman, akhirnya menetap di sana. Faktor ini didasarkan pada kondisi alam dan kehidupan Wuta Wolio, tidak memberikan harapan kesejateraan bagi mereka. (ii) dinamika kehidupan migran Buton pada awal penjajakan wilayah, harus berhadapan dengan penjajahan (Jepang) di kawasan pantai barat Seram, sehingga mendorong sebagian mereka kembali ke Buton, sedangkan sebagian lainnya memilih bertahan di Kepulauan Maluku. (iii) kehidupan bahari orang Buton di pantai barat Seram dikembangkan setelah mereka benar-benar menetap di daerah itu. Setelah berdaya mereka melakukan ekspansi pelayaran ke daerah lain, guna memperoleh komoditi niaga dan menjajakan barang dagangan. (iv) kondisi dinamis orang Buton ketika konflik diperhadapkan dengan wacana usir BBM (Buton, Bugis, Makassar) dari Maluku. Banyak orang Buton kembali mencari tanah leluhur mereka. Bagi pelaut, kondisi itu dianggap peluang untuk memperoleh keuntungan dinamis. Karena itu, mereka bertahan dan eksis melaut. Kata Kunci: Budaya, Maritim, migran, Buton, pantai barat Seram. ABSTRACT Kasman Renyaan. 2016. Maritime culture of Butones Migrant in the Pantai Barat Seram 1942-2002 (supervised by Edward Polinggomang and Darman Manda). The research aims at discovering and investigating (i) the condition of Buton region encouraged Butons’s sailors left their region and the potential of West Coast of Seram area attracted them to visit and stay in the area; (ii) the dynamic condition that they experienced during their arrival in West Coast of Seram and their roles in building socio-economic life in the area; and (iv) the dynamics condition of Butonese during and post conflict in Maluku. This research is historical research with qualitative-descriptive analysis approach. The data was obtained from literature study, documentation, and interview. The data were processed by employing sources studied. Afterwards, the data and facts were presented in historiography. The results of the research reveal that (i) the maritime culture encouraged butonese to sail to the coastal area of west coast of seram. the desires to sail to the region was to seek opportunity with economical values among others were dammar wood (pidamara) in the jungle of west seram. the potential natural sources of the visited in the area attracted them to manage the farming ereas, made the settlement, and lived in the area eventually. The aforementioned factors werw based on the natural condition and the life in wuta wolio, which gave no hope for their prosperity;( ii) the dynamics of butonese life in the heginning of exploratory area was faced with the colonialism (jepanese)in west coast of seram, so half of them chose to return to buton and the other half chose to stay in Maluku; (iii) their maritime live developed after they lived there. When they had power, they expanded their sailing to other regions to get trade commodity and sell their products;( iv) the dynamic condition of butonese was when they had the conflict of expelling the butonese, buginese and makassarese (BBM) from Maluku, many of butonese returned to their ancestral land again. For sailors, such condition was considered as opportunity to obtain dynamic profit, so they kept staying and kept sailing. Keyword: culture, maritime, migrant, Butones.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: PASCASARJANA > ADMINISTRASI PENDIDIKAN - (S2)
Divisions: PROGRAM PASCASARJANA
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 27 Mar 2017 05:14
Last Modified: 27 Mar 2017 05:14
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/2282

Actions (login required)

View Item View Item