KAJIAN BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK PERAHU TRADISIONAL PINISI DI TANAH BERU, KECAMATAN BONTO BAHARI, KABUPATEN BULUKUMBA

Paraga Batara Putra, Andi (2020) KAJIAN BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK PERAHU TRADISIONAL PINISI DI TANAH BERU, KECAMATAN BONTO BAHARI, KABUPATEN BULUKUMBA. S1 thesis, Fakultas Seni dan Desain.

[img] Text
ARTIKEL paragaI.pdf

Download (350kB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perahu tradisonal Pinisi di Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, dan mengetahui makna simbolik yang terdapat pada perahu tradisional Pinisi di Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Bonto Bahari, khususnya para panrita lopi (Tukang Ahli Perahu), Pungkaha (Punggawa) dan Pengrajin perahu Pinisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, studi pustaka dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Bentuk perahu tradisional Pinisi dari tampak kejauhan terlihat menyerupai bentuk kalimat Allah swt dalam bahasa arab للاه , َّdengan bentuk pada bagian lambung atau badan perahu seperti menyerupai sabuk kelapa yang terdiri dari susunan papan terasa’, gading dan papan lamma dengan bagian buritan perahu berbentuk agak bulat dan anjungan yang agak sedikit mengerucut, dilengkapi dengan dua buah bangkeng salara sebagai tempat melekatnya dua buah tiang agung yang berada ditengah perahu satu di bagian depan dan satu di bagian belakang dengan perbandingan ukuran satu meter dimana ukuran tiang depan sedikit lebih tinggi, dilengkapi dengan tujuh buah layar yakni tiga layar pada bagian depan, dua layar utama berukuran besar dan dua layar pada puncak tiang dan dilengkapi dengan dua buah kemudi pada bagian sisi kiri dan kanan bagian belakang perahu, dengan bentuk ukuran besar badan perahu ditentukan oleh jumlah penggunaan papan lamma.(2) Terdapat dua makna yang terkandung pada perahu Pinisi yakni makna bentuk dan makna simbolik adapun makna bentuk pada perahu tradisional Pinisi yakni proses penciptaan perahu yang dimaknai bak proses penciptaan seorang bayi. Kayu mula-mula dinikahkan melalui upacara pemasangan lunas yaitu tahap penyimpanan air mani, kemudian menjadi segumpal darah yang di implementasikan dengan pemberian darah ayam, kemudian berubah menjadi segumpal daging yaitu tahap pemasangan papan terasa, lalu kemudian berubah menjadi tulang-belulang yang ditandai sebagai pemasangan rangka perahu, kemudian dibungkus lagi dengan daging yakni tahap pemasangan papan lamma kemudian pemasangan dua buah kemudi samping atau guling yang di maknai sebagai kaki atau penuntun arah pada perahu, dan terakhir proses peniupan roh yang ditandai sebagai proses pemberian pusar dan pemberian nyawa oleh panrita serta pemberian nama untuk perahu. Selain itu terdapat juga makna simbolik yang terkandung pada wujud perahu Pinisi yakni dua buah tiang agung yang disimbolkan sebagai dua kalimat syahadat dan tujuh buah layar pada perahu Pinisi yang disimbolkan jumlah ayat dari surah Al-Fatiha, Tujuh buah layar juga disimbolkan sebagai tujuan, yakni sebuah kesatuan yang memiliki arah dan tujuan, bagaikan manusia yang lahir untuk menyelami bahtera dunia, serupa dengan perahu Pinisi yang tercipta untuk menyelami tuju samudera dengan sebuah tujuan. Kata Kunci: Kajian, Bentuk, Makna, Simbolik, Perahu Tradisional, Phinisi,

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Pendidikan seni Rupa
Divisions: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
Depositing User: Pustaka FSD yayu
Date Deposited: 26 Aug 2021 07:31
Last Modified: 26 Aug 2021 07:31
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/20786

Actions (login required)

View Item View Item