PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBAHAS ISI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 3 WATAMPONE KABUPATEN BONE

Trisna, Aninda Octavia (2014) PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBAHAS ISI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 3 WATAMPONE KABUPATEN BONE. Diploma thesis, universitas negeri makassar.

[img] Text
Trisna Aninda Octavia.docx

Download (49kB)

Abstract

Abstract: Enhancement of Learning about the Content of Poem with Use Think Pair Share Class X-2 SMA Negeri 3 Watampone of Bone Regency. This study aimed to describe the increase in the learning process and the improvement of learning outcomes speaking skills through a Think Pair Share model. The research design is classroom action research with qualitative descriptive data exposure and quantitative data. Data source of this research is a teacher and the students of class X-2 SMA Negeri 3 Watampone of Bone regency. The results of this research showed that an increase in the learning process and results in a poem about the content of knowledge aspect, psychomotor, and affective. Abstrak: Peningkatan Pembelajaran Membahas Isi Puisi dengan Menggunakan Model Think Pair Share Siswa Kelas X-2 SMA Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran keterampilan berbicara melalui model Think Pair Share. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pemaparan data deskriptif kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X-2 SMA Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan proses dan hasil pembelajaran membahas isi puisi dalam aspek pengetahuan, psikomotorik, dan afektif. Kata Kunci: Diskusi, pembelajaran puisi, model Think Pair Share (TPS). Keterampilan berbahasa yang kali pertama dimiliki oleh manusia adalah keterampilan berbicara. Berbicara diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan interaksi satu sama lain melalui bahasa lisan (Tarigan, dkk, 1997). Berbicara memiliki peranan yang sangat besar bagi manusia, sebab manusia merupakan mahluk sosial yang hidup secara berkelompok dan saling berkomunikasi. Terampil berbicara dapat diperoleh melalui kegiatan pembelajaran formal di sekolah yaitu dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pengajaran keterampilan berbicara melatih siswa untuk berani mengungkapkan gagasan yang ada di pikiran mereka, meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir dan berpendapat, meningkatkan ilmu pengetahuan, serta memperluas wawasan pengetahuan siswa. Selain itu, pembelajaran berbicara diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi dalam diri siswa. Hal ini bertujuan untuk melahirkan generasi masa depan yang unggul dan cerdas. Pembelajaran keterampilan berbicara puisi seperti membahas isi puisi melalui diskusi telah lama diajarkan dalam kompetensi dasar di sekolah. Namun, siswa masih mengalami kesulitan dalam menyampaikan pendapat, pikiran, pertanyaan dan sebagainya dengan menggunakan ragam lisan dengan baik dan benar. Hal ini juga dialami oleh sebagian besar siswa kelas X-2 SMA Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone. Berdasarkan fakta dan data yang diperoleh dari observasi awal yang telah dilakukan pada Januari 2013, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran berbicara masih banyak menemui kendala. Pada pembelajaran berbicara mengenai mengungkapkan pendapat terhadap isi puisi melalui diskusi belum begitu maksimal. Hal tersebut menuntut guru cerdik dan inovatif dalam mencari model pembelajaran yang cocok diterapkan sesuai dengan kondisi dan minat siswa. Alternatif yang dapat dilaksanakan oleh guru bahasa dan sastra Indonesia dalam keterampilan berbicara adalah dengan memilih model pembelajaran yang memungkinkan siswa berlatih semaksimal mungkin untuk berbicara. Namun, hal pertama yang harus dilakukan oleh guru sebelum menerapkan model yang tepat adalah menimbulkan keberanian siswa untuk berbicara. Meningkatkan keterampilan berbicara khususnya membahas isi puisi, diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat, seperti model Think Pair Share. Model Think Pair Share mengajak siswa berpikir mendalami suatu masalah dan merespons, serta saling membantu satu sama lain sehingga dengan saling merespons, keterampilan berbicara siswa terasah dengan baik. Model pembelajaran Think Pair Share membuat guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga tercipta suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, melalui pembelajaran kooperatif Think Pair Share, secara langsung siswa dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berpasangan dan saling membantu, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Think Pair Share (TPS) menurut Slavin (dalam Thobroni dan Arif Mustofa, 2011: 298) adalah sebuah model yang sederhana, tetapi sangat berguna yang dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland. Ketika guru menerangkan pelajaran di depan kelas, siswa duduk berpasangan dalam kelompoknya. Guru memberikan pertanyaan di kelas. Lalu, siswa diperintahkan untuk memikirkan jawaban, kemudian siswa berpasangan dengan masing-masing pasangannya untuk mencari kesepakatan jawaban. Terakhir, guru meminta siswa membagi jawaban kepada seluruh siswa di kelas Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh Pancarina (2009), Yambas (2010), dan Samawati (2011). Ketiga peneliti tersebut memiliki jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang sama dengan peneliti selanjutnya. Pancarina menerapkan model Think Pair Share tetapi dalam pembelajaran keterampilan menyimak yaitu menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca. Selanjutnya Yambas menerapkan strategi dan metode yang berbeda yaitu strategi diskusi debat dan metode kooperatif tipe THT, tetapi menggunakan keterampilan yang sama dengan peneliti selanjutnya yaitu keterampilan berbicaraalam pembelajaran berbicara. Samawati juga menerapkan model Think Pair Share pada pembelajaran keterampilan berbicara yang juga akan diterapkan oleh peneliti selanjutnya. Dari ketiga penelitian tersebut hasil penelitian Pancarina, Yambas, dan Samawati menunjukkan bahwa penggunaan model Think Pair Share efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan proses dan peningkatan hasil pembelajaran pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share siswa kelas X-2 SMA Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone. METODE Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart terdiri atas beberapa tahap yang berlangsung dalam bentuk siklus, setiap siklus yang dilakukan dalam empat tahap yaitu (1) perencanaan (plan), (2) tindakan (action), (3) pengamatan (observation), dan (4) refleksi (reflektion). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pemaparan data deskriptif kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi, lembar catatan lapangan, dan wawancara dalam setiap pelasksanaan tindakan (proses pembelajaran) dan data kuantitatif diperoleh dari tes akhir setiap siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Deskripsi dan Analisis Data Hasil Pembelajaran Membahas Isi Puisi dengan Menggunakan Model Think Pair Share Siswa Kelas X-2 SMA Negeri 3 Watampone Data hasil pembelajaran diperoleh dari hasil tes siswa pada akhir pertemuan. Pembelajaran puisi berlangsung selama dua kali pertemuan. Setiap kali pertemuan berlangsung selama 2 x 45 menit. Hasil pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share pada siklus I dinilai berdasarkan empat aspek yaitu aspek kognitif produk, kognitif proses, psikomotorik, dan afektif. Keempat aspek tersebut disajikan sebagai berikut Tes Kognitif Produk Pada pertemuan terakhir, siswa diberikan tes untuk mengukur ranah kemampuan kognitif siswa. Tes yang diberikan berbentuk esai yang terdiri dari empat butir soal. Soal tersebut berisi tentang definisi dari masing-masing, gambaran pemikiran, gambaran perasaan, dan gambaran imajinasi yang terdapat pada puisi. Dari 24 siswa, 6 siswa (25%) yang berada pada rentang nilai 85-100. Rentang nilai 65–84 sebanyak 12 siswa (50%). Selanjutnya, siswa yang berada pada rentang nilai 55–64 sebanyak 5 siswa (20,8%), dan rentang nilai 35–54 sebanyak 1 siswa (4.2%). Nilai rata-rata siswa yang diperoleh sebesar 74,74 dengan kategori tinggi. Hasil tes kognitif siswa pada siklus I menunjukkan sebanyak 17 siswa (70,8%) telah mencapai nilai ≥ 70 (nilai KKM). Oleh karena itu, pelaksanaan tes kognitif siswa tidak perlu di lanjutkan pada pertemuan selanjutnya. Tes kognitif Proses siklus 1 Penilaian aspek kognitif proses siswa pada siklus I berupa hasil kerja siswa. Penilaian kognitif proses berupa tes uraian yang terdiri atas tiga soal, yaitu penentuan gambaran penginderaan, gambaran pikiran, dan gambaran imajinasi yang terdapat pada puisi yang berjudul “Siapa?”. perolehan nilai aspek kognitif proses siswa pada siklus I dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 24 orang. Terdapat 3 siswa yang memeroleh nilai dengan kategori sangat tinggi. Sebanyak 15 siswa (62.5%) termasuk kategori tinggi, dan sebanyak 6 siswa (25%) termasuk kategori sedang. Nilai rata-rata yang diperoleh pada aspek kognitif proses siklus I adalah 72.80 dengan kategori tinggi. Tes Psikomotorik Siklus I Guru dan peneliti secara kolaboratif memberikan penilaian terhadap hasil pembelajaran membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi oleh siswa. Hal ini dilakukan guna mengetahui keberhasilan siswa dalam pembelajaran berdiskusi puisi. Penilaian yang dilakukan dengan memerhatikan dua kemampuan siswa siswa yaitu, kemampuan menyimpulkan isi puisi yaitu ditinjau dari ketepatan menyampaikan isi puisi. sedangkan kemampuan kedua yaitu kemampuan siswa menyampaikan kesimpulan isi puisi, hal ini ditinjau dari keterampilan siswa berbicara. Rubrik penilaian psikomotorik terbagi menjadi dua, yaitu ketepatan menyimpulkan isi puisi. sedangkan rubrik penilaian kemampuan menyampaikan isi puisi dalam hal ini keterampilan berbicara dalam berdiskusi, dispesifikkan menjadi 5 aspek yaitu: (1) kelancaran bahasa, (2) ekspresi, (3) intonasi, (4) struktur kalimat, dan (5) diksi. Kemampuan menyimpulkan isi puisi Pembelajaran membahas isi puisi diharapakan mampu membuat siswa terampil menyimpulkan isi puisi yang berjudul “Siapa?” dengan tepat. Namun, pada proses pembelajaran tidak semua siswa berada pada kategori “sangat tepat”. Sebanyak 18 siswa mampu menyimpulkan isi puisi dengan tepat. Selain itu, terdapat 6 siswa yang mampu menyimpulkan isi puisi “Siapa?” dengan cukup tepat. Tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat tepat dan kurang tepat dalam menyimpulkan isi puisi. Kemampuan menyampaikan isi puisi Salah satu tujuan pembelajaran pada aspek psikomotorik adalah kemampuan siswa menyampaikan isi puisi dengan memerhatikan enam aspek, yaitu kelancaran berbahasa, ekspresi, intonasi, struktur kalimat, diksi, serta permasalahan yang didiskusikan dengan baik. berikut ini perolehan nilai siswa pada aspek kemampuan menyampaikan isi puisi Secara umum keterampilan siswa dalam menyimpulkan isi puisi dan menyampaikan isi puisi dengan memerhatikan enam aspek berdiskusi dengan menggunakan model Think Pair Share pada siklus I, disajikan dalam tabel berikut ini Tabel 1. Tingkat penguasaan siswa aspek psikomotorik No. Rentang Nilai Frekuensi (+) Persentase (%) Nilai Rata-rata Kategori 1. 85–100 0 0 64.06 sangat tinggi 2. 65–84 11 45.83 Tinggi 3. 55–64 11 45.83 Sedang 4. 35–54 2 8.33 rendah 5. 0–34 0 0 sangat rendah Jumlah 24 100 Berdasarkan data-data yang dianalisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aspek psikomotorik pada pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) masih perlu diterapkan pada kegiatan pembelajaran pada siklus selanjutnya, karena masih banyak siswa yang yang tidak tuntas, yaitu sebanyak 17 siswa (70.84%) dan sebanyak 7 siswa (29.16%) yang mencapai nilai KKM. Penilaian aspek afektif siklus I Penilaian aspek afektif siswa pada siklus I untuk setiap pertemuan terbagi atas dua bagian yaitu, karakter dan keterampilan sosial. Penilaian karakter terbagi atas empat aspek yaitu, (1) rasa ingin tahu, (2) kerja sama, (3) tanggung jawab, (4) kerja keras, dan (5) jujur. Adapun bagian dari keterampilan sosial terbagi atas empat aspek yaitu, (1) terlibat aktif dalam pembelajaran dengan sungguh-sungguh, (2) menyimak dengan sungguh-sungguh penyampaian isi puisi, (3) menymbang ide/ memberi tanggapan terhadap isi puisi yang dibacakan oleh kelompok lain, dan (4) membantu teman yang mengalami kesulitan dalam menemukan isi puisi. Tabel 2. Perolehan nilai aspek afektif siklus I No. Rentang Nilai Frekuensi (+) Persentase (%) Nilai Rata-rata Kategori 1. 85–100 6 25 79.74 sangat tinggi 2. 65–84 18 75 Tinggi 3. 55–64 0 0 Sedang 4. 35–54 0 0 rendah 5. 0–34 0 0 sangat rendah Jumlah 24 100 Setelah mengetahui nilai aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif tiap siswa pada siklus I, maka nilai akhir dalam pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share disajikan sebagai berikut ini. Tabel 3. Perolehan nilai akhir siklus I No. Rentang Nilai Frekuensi (+) Persentase (%) Nilai Rata-rata Kategori 1. 85–100 1 4.16 72.83 sangat tinggi 2. 65–84 23 95.83 Tinggi 3. 55–64 0 0 Sedang 4. 35–54 0 0 rendah 5. 0–34 0 0 sangat rendah Jumlah 24 100 Berdasarkan KKM mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa dinyatakan tuntas/lulus jika mendapatkan nilai ≥70,00 dengan nilai rata rata-rata sebesar 75. Dari jumlah 24 orang siswa hanya 16 orang yang dinyatakan tuntas/lulus dengan memperoleh nilai ≥70,00 dan 8 siswa lainnya belum tuntas/lulus. Berdasarkan perolehan data tes pembelajaran siklus I, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share belum berhasil. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa pada siklus I, dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran melalui model pembelajaran Think Pair Share belum tercapai. Oleh karena itu, perlu dilanjutkan ke siklus II. Siklus II Hasil pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share pada siklus II dinilai berdasarkan tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut disajikan sebagai berikut ini. Penilaian Aspek Kognitif Siklus II Penilaian aspek kognitif siswa pada siklus II berupa hasil kerja siswa. Penilaian aspek kognitif terdiri atas dua bagian yaitu kognitif produk dan kognitif proses. Penilaian kognitif merupakan gabungan dari kognitif produk dan kognitif proses. Penilaian kognitif produk tidak dilaksanakan pada siklus ini, sebab telah memenuhi nilai KKM. Sedangkan untuk tes konitif proses berupa tes uraian yang terdiri atas tiga soal, yaitu penentuan gambaran perasaan, gambaran pikiran, dan gambaran imajinasi yang terdapat pada puisi yang berjudul “Ibu”. Tabel 4. Perolehan nilai aspek kognitif proses siklus II No. Rentang Nilai Frekuensi (+) Persentase (%) Nilai Rata-rata Kategori 1. 85–100 9 37.5 81.24 sangat tinggi 2. 65–84 15 62.5 Tinggi 3. 55–64 0 0 Sedang 4. 35–54 0 0 rendah 5. 0–34 0 0 sangat rendah Jumlah 24 100 Tabel 4, menunjukkan bahwa perolehan nilai kognitif siswa pada siklus II dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 24 siswa. Sebanyak 9 siswa (37.5%) termasuk kategori sangat tinggi, 15 siswa (62.5%) termasuk kategori tinggi. Tidak ada siswa yang termasuk kategori sedang, rendah, dan kategori sangat rendah. Sebanyak 4 siswa yang tidak mencapai nilai KKM, sedangkan 20 siswa telah mencapai nilai KKM, yaitu lebih dari 70. Nilai rata-rata yang diperoleh pada aspek kognitif siklus II adalah 81.24 dengan kategori tinggi. Berdasarkan data perolehan hasil tes kognitif siswa siklus II, maka disimpulkan bahwa penggunaan model Think Pair Share pada pembelajaran membahas isi puisi dinyatakan berhasil. Penilaian Aspek Psikomotorik pada Siklus II Rubrik penilaian psikomotorik terbagi menjadi dua, yaitu ketepatan menyimpulkan isi puisi. sedangkan rubrik penilaian kemampuan menyampaikan isi puisi dalam hal ini keterampilan berbicara dalam berdiskusi, dispesifikkan menjadi 5 aspek yaitu: (1) kelancaran bahasa, (2) ekspresi, (3) intonasi, (4) struktur kalimat, (5) diksi. Secara umum keterampilan siswa dalam menyimpulkan isi puisi dan menyampaikan isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share pada siklus II, disajikan dalam tabel berikut ini Tabel 5. Tingkat penguasaan siswa aspek psikomotorik siklus II No. Rentang Nilai Frekuensi (+) Persentase (%) Nilai Rata-rata Kategori 1. 85–100 6 25 78.99 sangat tinggi 2. 65–84 18 75 Tinggi 3. 55–64 0 0 Sedang 4. 35–54 0 0 rendah 5. 0–34 0 0 sangat rendah Jumlah 24 100 Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan adalah 78.99 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran membahas isi puisi pada aspek psikomotorik dinyatakan berhasil dan tidak akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya. 1) Penilain Aspek Afektif Siklus II Penilaian aspek afektif siswa pada siklus II untuk setiap pertemuan terbagi atas dua bagian yaitu, karakter dan keterampilan sosial. Penilaian karakter terbagi atas empat aspek yaitu, (1) rasa ingin tahu, (2) kerja sama, (3) tanggung jawab, (4) kerja keras, dan (5) jujur. Adapun bagian dari keterampilan sosial terbagi atas empat aspek yaitu, (1) terlibat aktif dalam pembelajaran dengan sungguh-sungguh, (2) menyimak dengan sungguh-sungguh penyampaian isi puisi, (3) menymbang ide/ memberi tanggapan terhadap isi puisi yang dibacakan oleh kelompok lain, dan (4) membantu teman yang mengalami kesulitan dalam menemukan isi puisi. Tabel 6. Perolehan nilai aspek afektif siklus II No. Rentang Nilai Frekuensi (+) Persentase (%) Nilai Rata-rata Kategori 1. 85–100 13 54.16 83.05 sangat tinggi 2. 65–84 11 45.83 Tinggi 3. 55–64 0 0 Sedang 4. 35–54 0 0 rendah 5. 0–34 0 0 sangat rendah Jumlah 24 100 Nilai rata-rata yang diperoleh pada aspek afektif siklus II adalah 83.05 dengan kategori tinggi. Berdasarkan data perolehan hasil tes afektif siswa siklus II, maka disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think Pair share dalam pembelajaran membahas isi puisi dinyatakan berhasil. Setelah mengetahui nilai aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif tiap siswa pada siklus II, maka nilai akhir dalam pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share disajikan sebagai berikut ini. Tabel 7. Perolehan nilai akhir siklus II No. Rentang Nilai Frekuensi (+) Persentase (%) Nilai Rata-rata Kategori 1. 85–100 5 20.83 81.07 sangat tinggi 2. 65–84 19 79.16 Tinggi 3. 55–64 0 0 Sedang 4. 35–54 0 0 rendah 5. 0–34 0 0 sangat rendah Jumlah 24 100 Berdasarkan nilai akhir siklus II, dari jumlah 24 siswa terdapat 3 siswa (12,5%) yang mendapat nilai di bawah 70 (belum tuntas) dan 21 siswa (87,5%) yang mendapat nilai 70 atau lebih (tuntas). Jadi, berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75% atau lebih siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70, sudah ada 87,5% siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih. Persentase tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni 75%. Oleh karena lebih dari 75% siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 pada siklus II ini, berarti indikator keberhasilan yang ditetapkan pada penggunaan model Think Pair Share dalam pembelajaran membahas isi puisi dalam penelitian ini telah tercapai, dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pembahasan Hasil Penelitian Penerapan model Think Pair Share dalam peningkatan proses pembelajaran keterampilan membahas isi puisi siswa kelas X-2 SMA Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone Proses Peningkatan Pembelajaran Membahas Isi Puisi dengan Menggunakan Model Think Pair Share Siswa Kelas X-2 SMA Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone, ini terdiri dari atas dua tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru berdiskusi mengenai masalah yang dialami oleh guru saat proses pembelajaran membahas isi puisi melalui diskusi. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, peneliti menawarkan sebuah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, diharapakn dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi mengenai pemebelajaran membahas isi puisi melalui diskusi. Peneliti beserta guru berkolaborasi menyusun rencana pelaksanaan yang aakan diterapkan selama empat kali pertemuan (4 X 40 menit) yakni terdiri dari 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan dua kali pertemuan untuk tahap evaluasi. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini disusun secara bersiklus, yaitu satu siklus terdiri dari dua pertemuan. Setelah mengadakan pembelajaran dan evaluasi di siklus pertama, didapatkan data bahwa pada siklus pertama masih banyak siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Sehingga guru dan peneliti kembali bekerja sama untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II dengan memaksimalkan beberapa kegiatan yang tidak terlaksana serta kegiatan pembelajaran yang masih berada pada kategori sangat rendah. Pemaksimalan juga dilakukan dengan menggunakan bantuan media yaitu penggunaan LCD saat guru menampilkan contoh pembelajaran berbicara yang menggunakan model Think Pair Share. Ini bertujuan agar siswa semakin termotivasi untuk belajar sehingga dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam berbicara khususnya berdiskusi. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu kegiatan awal, kegiatan ini, dan kegiatan akhir. Pada siklus II aktivitas siswa tampak mengalami perubahan, keaktifan siswa berada pada kategori sangat baik. Hal ini terlihat dari kemampuan kognitif, psikomotorik serta afektif mereka mengalami peningkatan. Menurut mereka pembelajaran yang mereka ikuti membuat kemampuan koginitif mereka yaitu pengetahuan mereka tentang puisi dan diskusi bertambah. Semua langkah-langkah pembelajaran pada siklus terlaksana dengan kategori sangat baik dan baik. Penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share menurut Lyman dan kawan-kawan yang diselaraskan dengan teori dalam keterampilan berbicara menurut Logan yaitu jenis berbicara dari segi situasi yaitu diskusi kelompok studi yang dikemukakan oleh Mulgrave. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, model pembelajaran ini terdiri dari tiga langkah, di antaranya langkah pertama berpikir (Thinking). Pada tahap awal guru menyampaikan materi pembelajaran. Guru memberikan materi mengenai puisi. siswa menyimak dengan baik penjelasan yang dipaparkan oleh guru. Guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, seorang siswa pun mengajukan pertanyaan mengenai puisi. Siswa kemudian diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban dari penentuan gambaran perasaan, gambaran pemikiran, dan gambaran imajinasi yang terdapat pada teks puisi. Guru memberikan waktu sekitar 10 menit kepada siswa untuk menentukan jawaban. Pada tahap ini hanya 15 siswa saja yang bersungguh-sungguh menggunakan waktu secara maksimal, sedangkan beberapa siswa yang lain terlihat masih kebingungan. Guru pun menghampiri siswa yang terlihat masih kesulitan dalam pembelajaran. Langkah kedua berpasangan (Pairing) guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan mengenai puisi “Ibu”. Siswa secara berpasangan mendiskusikan mengenai hal yang masing-masing mereka pikirkan tentang penentuan gambaran perasaan, gambaran pemikiran, dan gambaran imajinasi yang terdapat pada teks puisi “Ibu”. Pada tahap ini siswa 15 siswa mampu mengerjakan tugas mereka secara berpasangan. Langkah terakhir adalah berbagi (Sharing) Pada langkah akhir ini, guru meminta pasangan-pasangan sebangku itu untuk bergabung dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 orang. Siswa pun duduk secara berkelompok dengan tertib. Pasangan-pasangan tersebut kemudian berbagi dan berdiskusi mengenai hal yang telah mereka sepakati sebelumnya tentang gambaran perasaan, gambaran pikiran, dan gambaran imajinasi yang terdapat pada puisi “Ibu”. Sebagian siswa terlihat aktif dalam menyusun pokok-pokok pembicaraan, tetapi terlihat dua orang siswa yang kurang aktif, guru kemudian menegur siswa agar tetap kompak dalam kelompok. Kemudian siswa mempresentasekan hasil pekerjaan mereka secara berkelompok. Masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerja mereka secara bergantian. Pada tahap ini didominasi oleh siswa yang aktif dengan persentase 45.85%. setiap kelompok diberikan kesempatan untuk menanggapi, mengkritik, maupun memberikan saran terhadap hasil pekerjaan dari kelompok penyaji. Namun terdapat empat orang siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi. Siswa pun mengapresiasi hasil kerja kelompok lainnya. Pada kegiatan penutup, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari itu dan melakukan refleksi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share dapat meningkatkan kemampuan siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Lyman dan kawan-kawan yang diseleraskan dengan teori keterampilan berbicara menurut Logan yaitu jenis berbicara dari segi situasi yaitu diskusi kelompok studi yang dikemukakan oleh Mulgrave. Peningkatan hasil pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share siswa kelas X-2 SMA Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone Kualitas proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Begitu pula dengan pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Data-data yang diperoleh saat penelitian kemudian dianalisis dan dievaluasi. Penelitian yang dilakukan di kelas X-2 ini melibatkan 24 siswa pada siklus I dan siklus II. Data tersebut ditelaah dan diperiksa secara cermat berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Hasil tes yang dikumpulkan dari 24 siswa siklus I dan siklus II ditelaah dan diperiksa secara cermat berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Hasil menunjukkan pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share sudah baik dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Secara umum, frekuensi hasil tes siswa membahas isi puisi melalui kegiatan diskusi dengan menggunakan model Think Pair Share yang dikemukakan oleh Lyman dan kawan-kawan, yang diseleraskan dengan teori keterampilan berbicara menurut Logan yaitu jenis berbicara dari segi situasi, yaitu diskusi kelompok studi yang dikemukakan oleh Mulgrave mengalami peningkatan pada siklus II berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan mengalami peningkatan pada siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh pada aspek kognitif yaitu 74.76, pada aspek psikomotorik nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 64.06, dan pada aspek afektif nilai rata-rata yang diperoleh 79.74. Jadi, nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 72.83 dengan kategori tinggi. Jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM pada siklus I sebanyak 16 orang (66.66%). Pada siklus II nilai rata-rata pada aspek kognitif yaitu 81.24, pada aspek psikomotorik nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 78.99, dan pada aspek afektif nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 83.05. Jadi, nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II mencapai 81.07. Jumlah siswa yang memenuhi nilai mencapai KKM sebanyak 21 orang (87.5%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM dari siklus I ke siklus II sebanyak 20.84% . Nilai siswa membuktikan bahwa model Think Pair Share dikemukakan oleh Lyman dan kawan-kawan yang diseleraskan dengan teori keterampilan berbicara menurut Logan yaitu jenis berbicara dari segi situasi yaitu diskusi kelompok studi yang dikemukakan oleh Mulgrave dapat meningkatkan pembelajaran membahas isi puisi, tidak berlanjut pada siklus berikutnya karena hasil tes siswa sudah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan. Untuk mendukung penelitian ini, peneliti berdasar pada dua penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian yang relevan tentang peneingkatan keterampilan berbicara oleh Samawati (2011) dengan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI IPA-2 SMAN Darussholah Banyuwangi melalui Metode Think Pair Share”. Penelitian tersebut menunjukkan hasil yang cukup baik, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Think Pair Share dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas XI IPA-2 SMAN Darussholah Singojuruh Banyuwangi. Pancarina (2009) dengan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama dalam Teks yang Dibaca dengan Menggunakan Metode Think Pair Share Siswa Kelas VII SMP Negeri 33 Makassar”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan dalam menemukan gagasan utama. Kedua penelitian tersebut menjadi referensi bagi penelitian yang telah peneliti lakukan, refernsi tersebut berhubungan dengan materi pembelajaran dan model pembelajaran yang peneliti gunakan. Penelitian terdahulu dengan penelitian ini pada dasarnya sama yaitu mengkaji kemampuan siswa untuk berdiskusi membahas isi puisi, tetapi dari segi sarana dan subjek penenlitian memiliki perbedaan. Perbedaan juga terletak pada kompetensi dasar yang akan dikaji. Untuk menyempurnakan penelitian sebelumnya, maka peneliti mengangkat permasalahn yang relevan dengan mengambil judul “Peningkatan Pembelajaran Membahas Isi Puisi dengan Menggunakan Model Think Pair Share Siswa Kelas X-2 SMA Negeri 3 Watampone Kabupaten Bone”. PENUTUP Pelaksanaan pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share mengalami peningkatan pada proses dan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran membahas isi puisi melalui diskusi dengan menggunakan model Think Pair Share mengalami peningkatan pada proses dan hasil pembelajaran. Dikatakan meningkat sebab dalam aspek pengetahuan, psikomotorik, dan afektif siswa mampu membahas isi puisi secara tepat dan baik. Berbeda dengan hal tersebut, Pada tahap hasil menunjukkan bahwa hasil tes pembelajaran membahas isi puisi menggunakan model Think Pair Share, setelah pembelajaran mengalami perubahan. Hasil analisis pembelajaran membahas isi puisi berdasarkan tiga aspek yaitu aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif . Penggunaan model Think Pair Share mampu meningkatkan hasil tes siswa. Peningkatan itu ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai nilai KKM 70 dari kondisi pada siklus I (66.66%) ke kondisi setelah siklus II diputuskan berakhir (87.5%). Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran membahas isi puisi dengan menggunakan model Think Pair Share siswa setelah pembelajaran mengalami peningkatan sebanyak 20.84% dinyatakan berhasil. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu: siswa hendaknya diajarkan materi pembelajaran khususnya membahas isi puisi, dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan menarik sehingga siswa antusias mengikuti pembelajaran, penerapan model Think Pair Share merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berdiskusi, maupun mahir berbicara di depan umum, Bagi guru hendaknya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara maksimal dengan memerhatikan komponen-komponen RPP, serta menerapkan model Think Pair Share secara maksimal, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan maksimal pula, dan Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan referensi pengetahuan dalam melakukan penelitian sesuai dengan materi ataupun model pembelajaran. Sehingga dapat turut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Pancarina, Silvin. 2009. “Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama dalam Teks yang Dibaca dengan Menggunakan Metode Think Pair Share Siswa Kelas VII SMP Negeri 33 Makassar”. Skripsi: FBS UNM. Samawati, Galuh Azizatus. 2011. “Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI IPA 2 SMAN Darussholah Banyuwangi melalui Metode Think Pair Share”. Skripsi: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Tarigan, Djago, dkk.. 1997. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdikbud. Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Yambas, Santrina. 2010. “Peningkatan Kemampuan Berbicara dalam Menceritakan Tokoh Idola melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT siswa kelas VII SMP Negeri 26 Makassar”. Skripsi: FBS UNM.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ILMU PENDIDIKAN > Pendidkan
Divisions: ?? sch_edu ??
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 25 Apr 2016 06:58
Last Modified: 25 Apr 2016 06:58
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/185

Actions (login required)

View Item View Item