Sawang, Nur (2019) PERKEMBANGAN TARI PAKARENA GANTARANG PADA SANGGAR SENI TERATAI PASSIANA DI KECAMATAN BENTENG KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR. S1 thesis, Universitas Negeri Makassar.
Text
Jurnal Nur Sawang (PDF).pdf Download (665kB) |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini menjawab masalah tentang Perkembangan Tari Pakarena Gantarang pada Sanggar Seni Teratai Passiana Di Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu : (1) Bagaimana Bentuk Penyajian Tari Pakarena Gantarang pada Sanggar Teratai Passiana di Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar,(2) Bagaimana Perkembangan Tari Pakarena Gantarang pada Sanggar Teratai Passiana di Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang terdiri dari paparan yang menjelaskan dan menginterprestasikan data yang didapatkan dari narasumber yang berbeda-beda, serta bentuk deskriptif yang hanya menggambarkan atau menyajikan apa adanya tentang Tari Pakarena Gantarang pada sanggar teratai passiana di Kecamatan Benteng Kabupaten kepulauan Selayar. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah: (1) studi pustaka, (2) observasi, (3) Wawancara (4) dokumentasi. Hasil penelitian Perkembangan Tari Pakarena Gantarang pada Sanggar Seni Teratai Passiana Di Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar (1) terdapat 7 Ragam Gerak yang meliputi (a) struktur gerak penghormatan sampai gerak pentup, (b) penari tari Pakarena terdiri 5 sampai 7 orang penari (c) diiringi dengan akkelong yang dinyanyikan oleh pemusik dan musik eksternal seperti gong, gendang dan suling. (d) terdiri dari 7 pola lantai (e) kostum yang dipakai yaitu baju bodo dan lipa’ sabbe, Aksesoris yang digunakan yaitu kembang Sanggul(bunga), bangkarak (Anting-anting), Rante (kalung), jima-jima (simak), ponto (gelang), Rakka (bando). (f) Properti Tari Pakarena Gantarang yaitu kipas dan selendang. (2) Perkembangan Tari Pakarena Gantarang pada Sanggar Seni Teratai Passiana yaitu (a) Bentuk penyajian tari Pakarena Gantarang dahulu dipertunjukkan di atas istana sapolohe dan untuk acara kenegaraan ditampilkan di atas panggung tersebut atau Baruga. Kini sudah dapat ditampilkan di mana saja. Waktu pelaksanaannya juga sudah tidak terbatas, dahulu mempunyai ketentuan waktu pada malam hari, kini sudah ditarikan kapanpun baik siang ataupun malam, baik upacara adat maupun keramaian lainnya. (b) Adapun bentuk pertunjukan tari Pakarena Gantarang ketika di tampilkan di acara Festival yaitu dimulai dengan melakukan kegiatan Sinrili terlebih dahulu namun sebelum itu para penari pakarena gantarang berada dalam posisi awal atau posisi penghormatan dengan keadaan posisi duduk. Setelah penari sudah dalam posisi duduk, sinrili pun dilanjutkan sampai selesai. Setelah itu penaripun mulai melanjutkan tariannya sampai gerakan penutup.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | FAKULTAS SENI DAN DESAIN FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Seni Tari |
Divisions: | FAKULTAS SENI DAN DESAIN |
Depositing User: | Pustaka FSD yayu |
Date Deposited: | 31 Aug 2020 03:30 |
Last Modified: | 31 Aug 2020 03:30 |
URI: | http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/17776 |
Actions (login required)
View Item |