GANDRANG TALLUA DI KAMPUNG ALLU KECAMATAN BANTAENG KABUPATEN BANTAENG

IRSANDI, IRSANDI (2018) GANDRANG TALLUA DI KAMPUNG ALLU KECAMATAN BANTAENG KABUPATEN BANTAENG. Diploma thesis, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR.

[img]
Preview
Text
JURNAL IRSANDI 1182040092.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

“Abstrak” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana keberadaan Gandrang Tallua Di Kampung Allu Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, (2) Untuk mengetahui bagaimama bentuk penyajian Gandrang Tallua dalam acara pesta ritual adat perkawinan Di Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian disimpulkan, Gandrang Tallua di Kampung Allu Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng yang awalnya dimainkan pada acara pelantikan Raja-Raja (Karaeng) di Kabupaten Bantaeng, namun saat sekarang ini Gandrang Tallua sudah dimainkan dalam acara prosesi ritual ada perkawinan, dikarenakan saat ini acara pelantikan Raja-Raja (Karaeng) sudah tidak lagi dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng. sehingga bentuk penyajian Gandrang Tallua dalam acara pelantikan Raja sudah berbeda dengan acara pesta adat perkawinan saat ini. Baik dari penggunaan alat musik, waktu dalam memainkan Gandrang Tallua, dan Struktur pola tabuhan Gandrang Tallua. Pemain Gandrang Tallua ini hanya dapat dimainkan oleh keturunan pencetus pertama, sampai saat ini Gandrang Tallua dilestrikan oleh Saripuddin Daeng Aso, Ramli Daeng Muli dan Saldi.Dalam memainkan instrumen Ganrang Tallua mempunyai tujuh pola tabuhan, yang dimana pada setiap pola melakukan pengulangan sebelum pindah kepola tabuhan selanjutnya akan tetapi hal itu tergantung kepada garis keturunan yang ingin melaksanakan acara pesta adat perkawinan. Alat musik yang digunakan yaitu Sepasang Gendang (Bali Gandrang) dan Gong (Dengkang). Kostum yang digunakan adalah Jas Tutup, Sarung Sutra, dan Patonro (pengikat kepala). Waktu-waktu dalam memainkan Gandrang Tallua mempunyai waktu tertentu yaitu: Dini hari, Pagi Hari, Petang hari, pertengahan malam. Adapun prosesi sebelum awal memulai adalah prosesi Apparuru atau mendoakan calon pengantin agar terhindar dari roh-roh jahat yang dapat mengganggu jalannya acara.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Pendidikan sendratasik
Divisions: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
Depositing User: Pustaka FSD yayu
Date Deposited: 12 Feb 2020 03:29
Last Modified: 12 Feb 2020 03:29
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/16947

Actions (login required)

View Item View Item