Pembuatan Kawali Lagecong Senjata Tradisional Etnik Bugis di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai

Mappasahi/, Zulkarnaim (2017) Pembuatan Kawali Lagecong Senjata Tradisional Etnik Bugis di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Diploma thesis, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI ZULKARNAIM MAPPASAHI_1281041035.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Zulkarnaim Mappasahi/1281041035. Pembuatan Kawali Lagecong Senjata Tradisional Etnik Bugis di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Skripsi Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh: Muh Thamrin Mappalahere dan Jalil Saleh. Peneltian ini merupakan penelitian desktiptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan kawali lagecong di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pelestarian budaya nasional pada umumnya dan seni budaya daerah Sinjai pada khususnya. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Dalam proses pembuatan kawali lagecong dimulai dari tahap mempersiapkan alat-alat seperti palu besar, palu kecil, jepitan besi, mesin gerindra, tabung udara, tempat pembakaran besi, tempat menempa besi, betel pahat besi, alat pemotong besi, kail arang, kikir, tempat air untuk menyepuh, tempat mengasa gerindra, stand kikir, batu asa, karet pengikat, kertas gosok, kemudian, tahap pemilihan bahan, tahap pengolahan bahan, tahap pembuatan bilah kawali, tahap pembuatan gagang hingga pembuatan sarung. 2) Kendala yang dihadapi oleh pengrajin dalam membuat kawali lagecong terdapat beberapa hal yaitu segi kondisi fisik, modal dan tenaga kerja, produksi, lingkungan dan pemasaran. 3) Keunikan-keunikan dan kelebihan yang dimiliki pengrajin kawali lagecong, keunikannya yaitu tidak boleh mandi pagi jika ingin membuat badik, tidak boleh makan beras ketan hitam, tidak boleh membuat badik pada saat halangan, mengadakan selamatan keluarga setelah mencampur besi dan baja atau setelah membuat pamor. Kelebihanya meliputi pengrajin perempuan memilki tenaga yang melebihi tenaga laki-laki, pengrajin mampu memegang besi dalam keadaan panas, dapat mendidihkan besi hingga besi dapat mencair, jika terkena percikan besi, percikan tersebut tidak meninggalkan bekas, kawali yang mereka buat tidak kalah kuat dengan badik buatan pengrajin lain yang dibuat oleh pengrajin laki-laki.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Pendidikan seni Rupa
Divisions: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
Depositing User: Pustaka FSD yayu
Date Deposited: 06 Feb 2020 06:03
Last Modified: 06 Feb 2020 06:03
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/16848

Actions (login required)

View Item View Item