TODING., BERNA (2017) SULING LEMBANG DALAM UPACARA MANGRARA BANUA DI LEMBANG SANGBUA’ KECAMATAN KESU’ KABUPATEN TORAJA UTARA. Diploma thesis, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR.
|
Text
SKRIPSI BERNA TODING.pdf Download (21MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK BERNA TODING. 2017. Suling Lembang Dalam Upacara Mangrara Banua di Lembang Sangbua’ Kecamatan Kesu’ Kabupaten Toraja Utara. Skripsi Fakultas Seni Dan Desain. Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan; (1) untuk memperoleh data tentang bagaimana fungsi Suling Lembang Dalam Upacara Mangrara Banua di Lembang Sangbua’ Kecamatan Kesu’ Kabupaten Toraja Utara, (2) untuk memperoleh data tentang bagaimana bentuk penyajian Suling Lembang Dalam Upacara Mangrara Banua di Lembang Sangbua’ Kecamatan Kesu’ Kabupaten Toraja Utara Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang memaparkan permasalahan sebagaimana adanya. Penelitian ini didesain berdasarkan metode deskriptif, yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselediki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek yang sesuai fakta sebagaimana adanya, merupakan suatu usaha menelusuri berbagai data tentang suling lembang dalam acara mangrara banua dalam hal ini Suling Lembang Dalam Upacara Mangrara Banua di Kecamatan Sangbua’ Kabupaten Toraja Utara. Suling lembang adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu yang secara turun temurun alat ini digunakan pada pesta mangrara banua dalam kehidupan masyarakat Toraja. Fungsi suling lembang dalam upacara mangara banua yaitu pelengkap ritual, fungsi sebagai media hiburan, sebagai penjemputan tamu, dan sebagai media hiburan. Masyarakat Toraja percaya bahwa setiap suling lembang dibunyikan dalam upacara mangrara banua akan menjadi persembahan kepada puang matua untuk selalu memberikan berkat dan keselamatan. Bentuk penyajian suling lembang yaitu tidak ada syarat tertentu bagi para pemain suling lembang, baik perempuan maupun laki-laki. Suling lembang dalam penyajiannya akan dimainkan pada saat matahari telah naik atau tengah hari, karna masyarakat Toraja percaya puang matua memancarkan berkatNya pada saat matahari mulai terbit. Posisi pemain suling dalam penyajiannya berada di sebelah timur tongkonan seiring dengan terbitnya matahari. Kostum yang digunakan oleh pemain suling lembang yaitu menggunakan bayu pa’tannun (baju khas Toraja) manik kata, sarong, selendang, dan sepu’. Gerakan pemain suling lembang dalam penyajiannya berdiri/duduk memanjang atau berbaris memanjang serta mengoyangkan badan kekanan kekiri sambil menikmati lantunan bunyi dari suling lembang. Ritme yang biasanya digunakan oleh yaitu menyesuaikan pada not lagu yang dibunyikan. Contoh lagu yang digunakan yaitu marendeng marampa’ dengan ritme 4/4 dengan melodi unisono, harmoni disesuaikan dengan lagu, tempo yang digunakan yaitu kadang lambat kadang cepat sesuaikan dengan lagu yang dibawakan dengan dinamika piano dan forte.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | FAKULTAS SENI DAN DESAIN > Pendidikan sendratasik |
Divisions: | FAKULTAS SENI DAN DESAIN |
Depositing User: | Pustaka FSD yayu |
Date Deposited: | 31 Jan 2020 03:50 |
Last Modified: | 31 Jan 2020 03:50 |
URI: | http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/16744 |
Actions (login required)
View Item |