NUR, IRWAN (2013) Konstruksi Sosial Komunitas To Balo di Desa Bulo-Bulo Kabupaten Barru. Diploma thesis, Universitas Negeri Makassar.
Text
IRWAN NUR.docx Download (15kB) |
Abstract
ABSTRAK IRWAN NUR. 2013. Konstruksi Sosial Komunitas To Balo di Desa Bulo-Bulo Kabupaten Barru (Dibimbing oleh Darman Manda dan Andi Agustang). Permasalahan yang penting untuk diperhatikan adalah bukan terbatas pada keunikan komunitas To Balo karena memiliki keadaan fisik dan penggunaan bahasa yang berbeda jauh dari masyarakat Sulawesi Selatan sehingga masyarkaat terus mengkonstruksi citra sosial To Balo secara negatif. Tujuan penelitian ini adalah (i) Mengungkap persepsi masyarakat terhadap pencitraan To Balo sebagai komunitas terasing dalam hubungan interaksi sosialnnya (ii) Mengemukakan upaya-upaya yang dilakukan To Balo dalam mempertahankan eksistensi keberadaan komunitasnya di Desa Bulo-Bulo Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, dan (iii) Mendeskripsikan berbagai faktor yang mendeterminasi keterasingan komunitas To Balo di Desa Bulo-Bulo Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan dialektis interpretatif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan kajian retrospektif. Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui tahap reduksi data, penyajian dan pengolahan data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) dalam lingkaran dominasi budaya Bugis, persepsi negatif yang dikonstruksi masyarakat terhadap To Balo setidaknya didorong oleh empat hal yang saling terkait, yaitu adanya perbedaan ciri secara fisik yang ditandai oleh belang-belang disekujur tubuh To Balo sehingga memungkinkan kecenderungan tindakan diskriminatif, mitos tentang peyimpangan moral dalam latar sejarah asal mula To Balo, perasaan ekslusifitas akibat perhatian pemerintah daerah kepada To Balo, menyebabkan timbulnya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat lainnya (ii) upaya mempertahankan eksistensi keberadaan komunitas To Balo dilakukan melalui jalinan relasi sosial dalam pertalian perkawinan dengan anggota masyarakat non To Balo, sekaligus sebagai langkah nyata komunitas tersebut dalam mempertahankan budaya dan adat istiadat secara turun temurun. Relasi sosial melalui perkawinan tersebut merupakan suatu proses asimilasi, yaitu bertemunya dua hal berbeda dan memungkinkan terbentuknya sesuatu yang baru walaupun asimilasi To Balo dengan Non To Balo tidak serta merta melahirkan satu kebudayaan baru, sebab eksistensi keberadaan To Balo tidak terlepas dari eksistensi kebudayaan masyarakat Bugis, dan (iii) Keterbukaan To Balo dalam interaksi sosial masih terhalang oleh keterasingan, ketertutupan, dan kecemburuan sosial. Kurang terjangkaunya domisili tempat tinggal di kaki gunung Bulu Pao menyebabkan sulitnya mendistribusikan segenap hal yang sifatnya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat. Adapun ketertutupan To Balo dalam hubungan interaksi sosial juga diakibatkan dari pencitraan negatif yang telah dibentuk masyarakat, sedangkan kecemburuan sosial didorong oleh perasaan ekslusif atas adanya perhatian pemerintah daerah yang dianggap hanya memihak pada To Balo. ABSTRACT IRWAN NUR. 2013. Social Construction of the To Balo Community Bulo-Bulo Village Barru District (supervised by Darman Manda and Andi Agustang). The main problem which needs to be considered is not limited to the uniqueness of To Balo community due to physical condition and the use of different language from South Sulawesi people, but the place they stay is difficult to be reached out, which is out of public facilities and infrastructures, such as healt clinic and schools, which caused a heartbreaking condition of family’s socio-economic as well as created social image of sequestered community. The essential aspect of the existence of To Balo community in the center of socialization at Bulo-Bulo village in Pujananting subdistrict of Barru district is the social processes that they do, in terms of the pattern of social interaction relationship with its environment. The study aims at (i) discovering the perception of the people on the image of To Balo as sequestered community in relation the social interaction, (ii) revealing the efforts done by To Balo in preserving the existence of the community at Bulo-Bulo village in Pujananting subdistrict of Barru district, and (iii) describing various factors which determined the alienation of To Balo community at Bulo-Bulo village in Pujananting subdistrict of Barru district. This study is a qualitative research with dialectic interpretive approach by employing observation, interview, and retrospective study. Data were analyzed descriptively through the stages of data reduction, data presentation, and data processing, and conclusion. The results of the study revealed that (i) in the circle of Buginese culture domination and the history of the existence of To Balo as a result of a forbidden love of a farmer woman and an animal in the past created negative image of the community included a stripes existed for the whole body as a special feature of To Balo which was different with others, (ii) the effort to preserve the existence of To Balo community was conducted through social relation in a form of tied marriage to non-To Balo community as well as a concrete step of the community to preserve the culture and customs from generation to generation, and (iii) the social openness of To Balo in social interaction was still hampered by negative image from the outsider community due to its history. Thus, it is discovered a kind of segregation effort of To Balo within the scope of Buginese culture dominance, particularly in Pujananting subdistrict of Barru district.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | FAKULTAS ILMU SOSIAL > Sosiologi |
Divisions: | FAKULTAS ILMU SOSIAL |
Depositing User: | UPT PERPUSTAKAAN UNM |
Date Deposited: | 07 Dec 2016 07:13 |
Last Modified: | 07 Dec 2016 07:13 |
URI: | http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/1667 |
Actions (login required)
View Item |