Kecemasan Pranikah dan Penangannya (Studi Kasus Pada Calon Pengantin Di Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone)

WULANDARI, RATNA (2015) Kecemasan Pranikah dan Penangannya (Studi Kasus Pada Calon Pengantin Di Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone). S1 thesis, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR.

[img] Text
RATNA WULANDARI.docx

Download (15kB)

Abstract

ABSTRAK RATNA WULANDARI. 2015. Kecemasan Pranikah dan Penangannya (Studi Kasus Pada Calon Pengantin Di Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone). (Dibimbing oleh Arifin Ahmad dan Abdullah Pandang) Kecemasan Pranikah merupakan gangguan psikologis yang dialami oleh individu atau pasangan yang akan menempuh jenjang pernikahan. Fenomena ini juga ditemukan pada calon pengantin di Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana gejala kecemasan pranikah pada calon pengantin di Kecamatan Tanete Riattang Barat kabupaten Bone, (2) Apakah teknik desensitisasi sistematis fektif untuk mengatasi kecemasan pranikah pada calon pengantin di Kecamatan Tanete Riattang Barat kabupaten Bone. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui gejala kecemasan pranikah yang dialami pada calon pengantin di Kecamatan Tanete Riattang Barat kabupaten Bone, (2) Untuk mengetahui teknik desensitisasi sistematis efektif mengatasi kecemasan pranikah pada calon pengantin di Kecamatan Tanete Riattang Barat kabupaten Bone.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus klinis dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa(1) Gejala dalam bentuk fisik Kecemasan pranikah yang dialami oleh ATR yaitu; mengalami gangguan tidur, pusing atau sakit kepala, kurang bersemangat. Sedangkan dampak pada psikis berupa mudah marah, hal ini dikarenakan ATR memikirkan prosesi pernikahan nantinya, selain itu juga memikirkan kondisinya setelah menikah nanti apakah ia mampu mengatur keuangan, bagaimana mengurus anak-anak mereka nantinya setekah menikah serta apakah masih diijinkan bergaul dengan teman-temannya oleh suaminya nanti.Tidak jauh berbeda dengan ATR, gejala kecemasan pranikah yang dialami oleh VFI juga pada fisik dan psikis. Gejala kecemasan pranikah yang pada fisik seperti tegang pada pundak serta sulit tidur. Sedangkan gejala pada psikis yakni kurang percaya diri serta sulit berkonsentrasi. Hal ini dikarenakanVFI memikirkan lancar atau tidaknya prosesi pernikahan, kondisi keuangan setelah menikah, hubungan dengan keluarga besar suami, serta hubungan dengan teman-temannya setelah menikah nanti. (2) Penanganan kecemasan pranikah melalui teknik relaksasi memberikan hasil yang maksimal yaitu kedua kasussudah menampakkan perubahan melalui kemampuannya untuk mengendalikan diri untuk menghilangkan rasa cemas ketika memikirkan prosesi pernikahan nantinya. ABSTRACT RATNA WULANDARI. 2015. Anxiety of Pre-Marital and Its Solution. (Case Study on The Bride and groom in West Tanete Riattang subdistrict of Bone district) (Supervised by Arifin Ahmad and Abdullah Pandang). The pre-marital anxiety is psychological problems experienced by indivual or couples how will get merried. Such phenomenon is also this covered on the bridge and groom in West Tanete Riattang if Bone district. The problem statements of the study are 1) how is the symptoms of pre-marital anxiety on bride and groom in west Tanete Riattang Bone? 2) Is systematic the relactation technique effective to solve the pre-marital anxiety on bridge and groom in West Tanete Riattang Bone? The Study aims at examining (1) the symptoms of anxiety of pre-marital experienced by the bride and groom in West Tanete Riattang of Bone district, (2) the effectiveness of relectation to solve anxiety of pre-marital experienced by the bride and groom West Tanete Riattang of Bone district. The study employs qualitative approach with a case study. Data is obtained by employing interview, observation, and documentation. The data collection is then analyzed with qualitative descriptive analysis. The result of the study reveal that (1) the symptoms in forms of physical pre-marital anxiety experienced by ATR are: sleeping disorder, headache, lack of spirit; while the psychological impact is get angry easly, is because ATR imagines about the wedding process. In addition, she also thinks about the condition after marriage, such as can she manage the money, how to take care of the childre, and does her husband let her hang out with friend. Similiar to ART, the symptoms of pre-marital anxiety are also experienced by VFI physically and psychologically. The symptoms of pre-marital anxiety physically are like strained on her neck and sleeping disorder; while the psychological symptoms are lack of confidence and difficulty to concentrate. These are due to VFI think about the process of wedding feast, financial condition after marriage; (2) the problem solving of pre-marital anxiety is through the technique of systematic relactation given maximal result where all those two cases are already change through their ability to control themselves, to dismissed anxiety when imagining the wedding proscess.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: PASCASARJANA > BIMBINGAN DAN KONSELING - (S2)
Divisions: PROGRAM PASCASARJANA
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 02 Dec 2016 06:54
Last Modified: 02 Dec 2016 06:54
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/1417

Actions (login required)

View Item View Item