Abstract. The study aims at developing graphic print art learning module using carbon paper media to grade IX at SMP/MTs in SMPN 22 in Makassar as the site of the research which meet valid criteria to be applied in graphic arts and modification technique learning module using carbon paper media to grade IX at SMP/MTs in SMPN 22 in makassar consisted of teacher’s manual module and student’s manual module and the product obtained would be stated as valid. The model used in this research and development reffered to 4-D Thiagarajan’s model, which consisted of four stages and simplified to two stages, namely defining stages and design stages. The development stage was merely partly. The development of graphic print art learning module using carbon paper media to grade IX at SMP/MTs in SMPN 22 Makassar was validated by one graphic expert and two material experts. The instrument used to collect the data was questionnaire given to the assesors for graphic and material. Data were analyzed by employing descriptive qualitative data analysis. The data result of learning module were counted beforehand quantitatively; then, it was equivalent to qualitative data. The result of the study reveal that in general the graphic print art learning module using carbon paper media to grade IX at SMP/MTs in SMPN 22 in Makassar which was developed had met vilid criteria; this, it is feasible to be continued in trial test to measure the practicality and effectiveness of the learning module.

ZUBAIR, AHMAD and Pattaufi and Pangeran, Paita Yunus (2018) Abstract. The study aims at developing graphic print art learning module using carbon paper media to grade IX at SMP/MTs in SMPN 22 in Makassar as the site of the research which meet valid criteria to be applied in graphic arts and modification technique learning module using carbon paper media to grade IX at SMP/MTs in SMPN 22 in makassar consisted of teacher’s manual module and student’s manual module and the product obtained would be stated as valid. The model used in this research and development reffered to 4-D Thiagarajan’s model, which consisted of four stages and simplified to two stages, namely defining stages and design stages. The development stage was merely partly. The development of graphic print art learning module using carbon paper media to grade IX at SMP/MTs in SMPN 22 Makassar was validated by one graphic expert and two material experts. The instrument used to collect the data was questionnaire given to the assesors for graphic and material. Data were analyzed by employing descriptive qualitative data analysis. The data result of learning module were counted beforehand quantitatively; then, it was equivalent to qualitative data. The result of the study reveal that in general the graphic print art learning module using carbon paper media to grade IX at SMP/MTs in SMPN 22 in Makassar which was developed had met vilid criteria; this, it is feasible to be continued in trial test to measure the practicality and effectiveness of the learning module. Nuansa Journal of Arts and Design, 1 (2). pp. 60-69. ISSN 2597-4041

[img]
Preview
Text
Ahmad Zubair_Nuansa Journal_2018.pdf

Download (403kB) | Preview
Official URL: http://ojs.unm.ac.id/Nuansa

Abstract

PENDAHULUAN. Mata pelajaran deni budaya merupakan mata pelajaran yang terdiri atas mata pelajaran seni musik, seni tari, seni teater dan seni rupa. Mata pelajaran seni rupa merupakan jenis mata pelajaran yang mengedepankan aspek visual dan keterampilan tangan (Hand Craft. Seni grafis yang merupakan bagian dari aspek seni rupa yang sangat mengandalkan keterampilan tangan dan kreativitas sesniman dalam membuat sebuah karya. Seni Budaya dalam hal ini seni rupa merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman apresiasi maupun pengalaman berkreasi yang menghasilkan suatu karya seni rupa murni maupun seni rupa terapan berupa benda nyata yang bermanfaat langsung bagi kehidupan peserta didik. Dalam mata pelajaran seni budaya, peserta didik melakukan interaksi terhadap karya seni atau benda-benda produk kerajinan yang ada pada lingkungan peserta didik, dan kemudian berkreasi menciptakan berbagai karya seni dan produk kerajinan secara sistematis sehingga memperoleh pengalaman konseptual, pengalaman apresiatif dan pengalaman kreatif. Mata pelajaran seni budaya Nuansa Journal of Arts and Design. e-ISSN: 2597-405X , p-ISSN: 2597-4041 61 di SMP/MTs kiranya dapat menfasilitasi peserta didik dalam melakukan aktivitas apresiasi dan kreasi terhadap berbagai produk seni grafis di lingkungan sekitar peserta didik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.inovasi pembelajaran seni budaya di SMP/MTs khususnya pada pengembangan materi seni grafis diharapkan berguna bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Hal ini dikarenakan modul untuk pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon saat ini belum ada untuk tingkat SMP/MTs. SMP Negeri 22 Makassar merupakan salah satu sekolah menengah pertama di kota Makassar. SMP tersebut merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan dan mengimplementasikan kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII sedangan kelas IX masih menerapkan Kurikulum KTSP akan tetapi untuk tahun ajaran baru dan tahun depan sudah menggunakan kurikulum 2013. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SMP Negeri 22 Makassar kelas IX diketahui bahwa peserta didik belum pernah diajarkan mata pelajaran yang memuat tentang seni grafis khususnya seni grafis cetak datar media kertas karbon, karena kurang tersedianya sumber belajar yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas terutama yang membahas tentang seni grafis, sehingga seluruh materi hanya terpusat pada guru. Untuk pembelajaran aspek seni rupa hanya diajarkan tentang melukis dan seni rupa terapan saja (menganyam), tidak dengan materi seni grafis di kelas IX sehingga peserta didik hanya mengetahui materi tentang melukis dan menganyam. Selain itu dikarenakan guru seni budaya berlatar belakang seni tari sehingga pembelajaran untuk aspek seni rupa tidak optimal dan juga guru kesulitan dalam mengajarkan pelajaran seni budaya terkhusus seni grafis kepada peserta didik karena kurangnya referensi yang relevan seperti buku teks sehingga terkadang guru mencari referensi terkait dengan pembelajaran seni budaya dari internet itupun masih belum lengkap dan terperinci. Kemudian peneliti mengobservasi dan menganalisis materi pada sekolah tersebut yang dimana tidak semua peserta didik memiliki buku teks yang dapat dipelajari di sekolah maupun di rumah, sehingga pada proses pembelajaran khususnya pembelajaran seni grafis tidak pernah diajarkan. Buku teks yang disediakan oleh sekolah merupakan satu-satunya bahan pembelajaran yang digunakan oleh peserta didik untuk belajar di kelas. Dan Materi praktek berkarya seni rupa hanya diberikan materi melukis, seni rupa terapan (menganyam) dan selebihnya peserta didik diajarkan praktek vokal dan menari, yang memang kebetulan guru bidang studi berlatar belakang seni tari. Maka dari itu penulis sangat tertarik untuk mengambil tema seni grafis ini (seni grafis cetak datar media kertas karbon), selain sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan guru bidang studi, pengadaan alat dan bahan seni grafis cetak datar media kertas karbon dapat dijangkau oleh peserta didik di SMP Negeri 22 Makassar. Selain itu, Belum adanya modul pembelajaran tentang seni grafis cetak datar media kertas karbon yang tersusun secara sistematis, sesuai bahasa usia tingkat sekolah menegah pertama. Maka dari itu peneliti ingin membuat dan merancang modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon agar memberikan kemudahan bagi peserta untuk memahami seni grafis khususnya cetak datar dengan media kertas karbon. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan Mengembangkan modul seni grafis cetak datar media kertas karbon adalah salah satu cara untuk mengatasi kendala di atas, karena modul merupakan media pembelajaran yang praktis dan sebagai panduan tertulis diharapkan penyampaian materi pelajaran akan lebih dimengerti dan pemahaman peserta didik mengenai materi pelajaran seni budaya dengan sub materi seni grafis akan bertambah. Pemanfaatan media pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan proses belajar mengajar yang menarik, melalui pemanfaatan media pembelajaran ini diharapkan proses belajar mengajar peserta didik bisa lebih aktif dan interaktif. Kegiatan belajar mengajar dengan media pembelajaran berupa modul merupakan strategi mengajar dimana materi dapat tersampaikan dengan lebih terinci dan tertulis. Modul merupakan bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri, dengan penggunaan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang dimana dibuat sesederhana mungkin. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecekatan masing-masing individu secara efektif dan praktis, tidak bergantung pada media lain, membantu kemudahan pemakai dan tentunya mampu membelajarkan diri sendiri. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran berupa modul lebih Vol 1 No 1, Maret 2018 62 menguntungkan baik bagi tenaga pengajar/guru maupun peserta didik. Berdasarkan pemaparan di atas yang dimana kebutuhan modul sangat diharapkan, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengembangan Modul Pembelajaran Seni Grafis Cetak Datar Media Kertas Karbon Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas IX di SMP Negeri 22 Makassar”. Dengan adanya dukungan media pembelajaran berupa modul tersebut diharapkan dapat dengan mudah memperlancar proses belajar mengajar, dapat mengatasi kesulitan belajar peserta didik dalam memahami dan menguasai kompetensi dalam mata pelajaran Seni Budaya khususnya tentang seni grafis cetak datar media kertas karbon, peserta didik diharapkan dapat belajar secara mandiri baik di sekolah maupun di rumah serta meningkatkan pengetahuan, kreativitas, dan kecekatan peserta didik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Merancang modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon yang valid pada Mata Pelajaran Seni Budaya kelas IX di SMP Negeri 22 Makassar. 2) Mengetahui kevalidan Modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon yang dikembangkan pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas IX di SMP Negeri 22 Makassar. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan Research and Development (R&D). model pengembangan yang diacu adalah model pengembangan 4-D Thiagarajan yang terdiri dari 4 tahap, yakni define (pendefinisian), design (Perancangan), development (pengembangan), dan dissemination (penyebaran). Tahap yang digunakan dalam pengembangan modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon untuk kelas IX SMP Negeri 22 Makassar ini hanya dibatasi sampai 2 (dua) tahapan saja yakni tahap define (pendefinisian), dan design (Perancangan), sedangkan tahap development (pengembangan), hanya sebagian saja yang dilakukan dan tahap dissemination (penyebaran) sengaja tidak diterapkan dengan alasan keterbatasan dana dan waktu penelitian, guna memaksimalkan hasil yang diharapkan. Penyebaran modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon untuk kelas IX SMP/MTs ini dapat dilakukan pada penelitian berikutnya. Instrumen yang digunakan adalah rubrik/skor/angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan data kuantitatif dengan menggunakan microsoft excel. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengumpulan data dari beberapa informasi yang dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi serta wawancara dengan beberapa guru seni budaya (seni rupa), ditambah dengan dokumentasi berupa foto kegiatan pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni rupa) Kurikulum KTSP untuk tahun ajaran saat ini 2017/2018 dan tahun depan SMP Negeri 22 Makassar sudah menerapkan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di kelas IX dengan guru yang menjadi sasaran peneliti adalah 2 orang di SMP Negeri 22 Makassar. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara tersebut adalah sebagai berikut: Tahap Pendefinisian (Define) Analisis kebutuhan belajar Analisis kebutuhan diperoleh melalui 3 langkah, yaitu langkah pertama adalah mewawancarai guru secara langsung saat kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut. Secara garis besar hasil wawancara dan observasi tersebut adalah sebagai berikut: a) Kurang tersedianya sumber belajar, b) Terbatasnya Pembelajaran aspek seni rupa sehingga pembelajaran untuk aspek seni rupa tidak optimal, c) kurangnya referensi yang relevan, d) Terkadang guru mencari referensi terkait dengan pembelajaran seni budaya dari internet. Langkah yang kedua adalah studi literatur untuk menentukan kelengkapan modul pembelajaran. Satu-satunya literatur yang penulis gunakan sebagai landasan dalam mengembangkan modul seni grafis cetar datar media kertas karbon adalah melakukan kunjungan langsung di Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar untuk menemui salah satu dosen Pendidikan Seni Rupa yaitu Bapak Drs. Benny Subiantoro, M.Sn. yang juga sebagai dosen pengampu mata kuliah seni grafis dan juga sebagai validator materi penulis. Langkah ketiga adalah analisis pemilihan materi, analisis pemilihan materi yaitu berkarya seni grafis dengan media kertas karbon dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara dengan dua orang guru seni budaya di SMP Negeri 22 Makassar. Berdasarkan observasi dan wawancara tersebut Nuansa Journal of Arts and Design. e-ISSN: 2597-405X , p-ISSN: 2597-4041 63 dikemukakanlah kondisi berikut ini. a) Tidak semua peserta didik memiliki buku teks yang dapat dipelajari di sekolah maupun di rumah, sehingga pada proses pembelajaran, khususnya pembelajaran seni grafis, tidak pernah diajarkan. b) Buku teks yang disediakan oleh sekolah merupakan satu-satunya bahan pembelajaran yang digunakan oleh peserta didik untuk belajar di kelas. c) Terbatasnya Pembelajaran aspek seni rupa ikarenakan guru bidang studi berlatar belakang seni tari. Analisis karakteristik peserta didik Analisis karakteristik peserta didik bertujuan untuk mengetahui karakteristik peserta didik yang mejadi objek penelitian. Analisis ini meliputi tingkat kemampuan, latar belakang pengetahuan, dan perkembangan kognitif peserta didik. Dari hasil observasi dan wawancara dilapangan diperoleh data sebagai berikut: a) Peserta didik yang bersekolah di SMP Negeri 22 Makassar, khususnya di kelas IX sebagian besar berusia rata-rata 14-16 tahun, b) Peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang bervariasi, c) Peserta didik yang belajar di SMP Negeri 22 Makassar berasal dari lingkungan keluarga yang bervariatif tingkat kesejatraannya, d) Peserta didik memiliki kemampuan pengetahuan dan perkembangan kognitif yang berbeda-beda. Analisis Kurikulum 1) Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 22 Makassar yakni Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII sedangkan untuk kelas IX masih menggunakan Kurikulum KTSP. Akan tetapi pada tahun ajaran baru kelas IX sudah menggunakan Kurikulum 2013. 2) Kompetensi dasar yang diajarkan di kelas IX disesuaikan dengan silabus. 3) Buku yang digunakan sebagian besar berasal dari buku terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, terkhusus mata pelajaran seni budaya terbitan Erlangga, maupun Tiga Serangkai dan lain sebagainya. 4) Guru mengajarkan pembelajaran seni budaya di sekolah dalam lingkup materi teori maupun praktek pertimbangan ekonomi peserta didik) dan tingkat kemampuan dalam proses mengajarkan praktik tersebut. Tahap perancangan (Design) Merancang modul Pembelajaran Awal a) Diawali dengan membuat rancangan awal berupa modul pegangan Siswa dan modul pegangan guru, b) Pada modul pegangan Peserta didik dan modul pegangan guru yang akan dikembangkan oleh peneliti terdiri dari materi yang diawali dengan tujuan pembelajaran, petunjuk penggunaan modul, peta konsep, isi materi, rangkuman, soal latihan, glosarium, daftar pustaka, dan profil penulis. Sedangkan untuk modul pegangan guru hampir sama dengan modul pegangan Peserta didik akan tetapi ada penambahan berupa RPP, Kunci Jawaban dan rubrik penilaian pengetahuan dan keterampilan,c) Pada modul pegangan Peserta didik dan modul pegangan guru secara keseluruhan isi modul ini menggunakan kertas HVS ukuran A4, 80gr. Dengan menggunakan jenis huruf Arial dan Cooper black dengan ukuran huruf 11 spasi 1.5 dan jenis huruf Cooper Black ukuran 18-20. Untuk cover modul mengunakan kertas kingstruk 260 gram dengan jenis font Impact ukuran bervariasi dengan spasi 1.0 dan juga diberi tambahan berupa hasil karya seni grafis. Merancang Instrumen Setelah rancangan modul pembelajaran awal selesai dibuat, langkah berikutnya membuat instrumen penilaian modul untuk ahli materi dan ahli kegrafikaan. Melakukan Validasi Diawali penilaian modul pembelajaran ini, beberapa validator memberikan masukan untuk merevisi dan mengganti desain sampul dan desain isi dari modul pembelajaran tersebut, Menurut validator ahli kegrafikaan dan materi, isi cover dari desain awal kurang sesuai dengan prinsip seni grafis. Untuk desain cover kurang bagus dan disarankan mengganti warna dan desain sampul dan perlu tambahan beberapa gambar agar terlihat menarik. selain itu, perlu diatur dan diubah tampilan dan susunan teks dari cover tersebut agar terkesan rapi dan menarik. Berikut tampilan desain awal yang dibuat oleh penulis sebelum diberikan revisi oleh validator kegrafikaan dan materi. Vol 1 No 1, Maret 2018 64 Setelah dilakukan berbagai konsultasi, kemudian modul yang dibuat diperiksa kembali dan tidak ada yang perlu direvisi. Hal tersebut didukung dengan angket yang penilaiannya dilaksanakan dalam rentang waktu mulai tanggal 17 Februari 2018 sampai dengan 20 maret 2018 yang hasilnya dijabarkan pada tabel berikut: Tabel 4.1 Penilaian Aspek Kualitas Tampilan Modul oleh ahli kegrafikaan (Irfan Arifin, M.Pd) No Indikator Ahli Media Skor Keterangan 1 Petunjuk pengunaan modul jelas dan mudah dimegerti 4 Bagus 2 Teks da n tulisan mudah terbaca 4 Bagus 3 Tampilan modul menarik 3 Cukup Bagus 4 Gambar pendukung penyampulan materi 3 Cukup Bagus 5 Tata letak gambar dan teks memudahkan pembaca untuk memudahkan memahami materi 4 Bagus 6 Materi tersaji secara berurutan dan runtut(sistematis) 4 Bagus 7 Uraian materi mudah dipahami 3 Cukup Bagus 8 Memungkinkan membantu peserta didik belajar secara mandiri 4 Bagus Jumlah 29 Rerata 3,625 Bagus Tabel 4.2 Penilaian Aspek Daya Tarik Modul oleh Ahli Kegrafikaan (Irfan Arifin, M.Pd.) No Indikator Ahli Kegrafikaan Skor Keterangan 1 Warna sampul (gambar dan huruf) menarik 4 Bagus 2 Huruf dan kalimat judul menarik perhatian 4 Bagus 3 Gambar dan illustrasi menarik perhatian 3 Cukup Bagus 4 Tata letak menarik perhatian 4 Bagus 5. Komposisi unsur tata letak (sampul secara keseluruhan) 3 Cukup Bagus 6. Perbandingan ukuran unsur tata letak (judul, gambar, nama penulis dan lain-lain 4 Bagus Jumlah 22 Rerata 3.67 Bagus Deskripsi hasil validasi oleh ahli kegrafikaan Rerata nilai untuk aspek kualitas tampilan yaitu 3.635 dan aspek daya tarik yaitu 3.67, sehingga memperoleh nilai rerata keduanya yaitu 3.65, setelah dikonversi ke dalam nilai kualitatif, skor ini masuk kriteria “bagus” atau “jelas”. Tabel 4.3 Penilaian Aspek Materi oleh Ahli Materi 1 (Drs. Benny Subiantoro, M.Sn) No Indikator Ahli Materi Skor Keterangan 1 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 5 Sangat Bagus 2 Kebenaran konsep dan teori modul pembeajaran 4 Bagus 3 Kemutahiran meteri modul 5 Sangat Bagus Nuansa Journal of Arts and Design. e-ISSN: 2597-405X , p-ISSN: 2597-4041 65 4 Kesusuaian materi dalam dalam modul pembelajaran dengan kurikulum 2013 5 Sangat Bagus 5 Materi disususn secara sistimatis 5 Sangat Bagus Jumlah 24 Rerata 4,8 Sangat Bagus Tabel 4.4 Penilaian Aspek Kebahasaan oleh Ahli Materi 1 (Drs. Benny Subiantoro, M.Sn) No Indikator Ahli Materi Skor Keterangan 1 Bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa usia peserta didik 5 Sangat Bagus 2 Menggunakan bahasa yang komunikatif 5 Bagus 3 Istilah yang digunakan sudah tepat dan mudah dimengerti 5 Sangat Bagus 4 Menggunakan istilah dengan simbol yang tepat 4 Sangat Bagus Jumlah 19 Rerata 4,75 Sangat Bagus Tabel 4.5 Penilaian Aspek Penyajian dari Ahli Materi 1 (Drs. Benny Subiantoro, M.Sn) No Indikator Ahli Materi Skor Keterangan 1 Membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu peserta didik 5 Sangat Bagus 2 Isi Modul ini sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik 4 Bagus 3 Mendorong peserta didik terlibat aktif dengan isi materi ini 4 Bagus 4 Modul ini mampu mengubah gaya belajar peserta didik lebih terarah 4 Bagus 5 Isi modul ini Menarik dan menyenangkan 5 Sangat Bagus 6 Memberikan pengalaman lebih nyata (Semu menjadi nyata) 4 Bagus Jumlah 26 Rerata 4.33 Sangat Bagus Tabel 4.6 Penilaian Aspek Materi oleh Ahli Materi 2 (Drs. Lanta L, M.Pd.) No Indikator Ahli Materi Skor Keterangan 1 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 5 Sangat Bagus 2 Kebenaran konsep dan teori modul pembeajaran 4 Bagus 3 Kemutahiran meteri modul 4 Sangat Bagus 4 Kesusuaian materi dalam dalam modul pembelajaran dengan kurikulum 2013 5 Sangat Bagus 5 Materi disususn secara sistimatis 5 Sangat Bagus Jumlah 24 Rerata 4,6 Sangat Bagus Vol 1 No 1, Maret 2018 66 Tabel 4.7 Penilaian Aspek Kebahasaan oleh Ahli Materi 2 ((Drs. Lanta L, M.Pd.) No Indikator Ahli Materi Skor Keterangan 1 Bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa usia peserta didik 4 Sangat Bagus 2 Menggunakan bahasa yang komunikatif 5 Bagus 3 Istilah yang digunakan sudah tepat dan mudah dimengerti 4 Sangat Bagus 4 Menggunakan istilah dengan simbol yang tepat 5 Sangat Bagus Jumlah 24 Rerata 4.5 Sangat Bagus Tabel 4.8 Penilaian Aspek Penyajian oleh Ahli Materi 2 (Drs. Lanta L, M.Pd.) No Indikator Ahli Materi Skor Keterangan 1 Membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu peserta didik 4 Sangat Bagus 2 Isi Modul ini sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik 5 Bagus 3 Mendorong peserta didik terlibat aktif dengan isi materi ini 5 Bagus 4 Modul ini mampu mengubah gaya belajar peserta didik lebih terarah 5 Bagus 5 Isi modul ini Menarik dan menyenangkan 4 Sangat Bagus 6 Memberikan pengalaman lebih nyata (Semu menjadi nyata) 4 Bagus Jumlah 27 Rerata 4.5 Sangat Bagus Deskripsi hasil validasi oleh ahli materi Nilai rerata dari ahli validator materi pertama dan kedua yang dimana untuk ahi materi pertama yaitu bapak Drs. Benny Subiantoro, M.Sn. memperoleh rerata 4.626 dan ahi materi kedua yaitu bapak Drs. Lanta L, M.Pd. memperoleh rerata 4.553, Skor rerata tersebut dijumlahkan dan direratakan lagi sehingga memperoleh nilai rerata dari hasil gabungan keduanya yaitu 4.58. setelah dikonversi ke dalam nilai kualitatif, skor ini masuk kriteria “sangat bagus” atau “sangat jelas”. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh validator ahli kegrafikaan dan ahli materi yang tergolong dalam kriteria baik dari segi kegrafikaan dan dari segi isi materi, kebahasaan dan penyajian tergolong dalam kriteria sangat baik, maka produk berupa modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon dapat dikatakan layak. Pengembangan modul pembelajaran diawali dengan menganalisis kebutuhan dan tentang materi yang akan diterapkan, kemudian merencanakan berbagai langkah dalam merancang modul seni grafis cetak datar dengan media kertas karbon. Langkah awal dalam mengembangkan modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon tersebut diantaranya menentukan (KD) dan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran membuat karya seni grafis, adalah dengan mencari materi dari berbagai aspek seperti unsur seni grafis diantaranya mendesain Nuansa Journal of Arts and Design. e-ISSN: 2597-405X , p-ISSN: 2597-4041 67 layout, jenis huruf, ukuran huruf, dan gambar yang dijadikan ilustrasi pelengkap materi; kelengkapan modul pembelajaran diantaranya menentukan tujuan, menguraikan materi, menentukan tugas/uji kompetensi, membahas soal uji kompetensi, dan menyusun format/rubrik penilaian, kumudian mulai mencari dan merangkum materi dari berbagai sumber, mencari gambar dan foto dokumentasi yang akan dijadikan sebagai pendukung materi seni grafis, lalu dilanjutkan dengan membuat konsep modul seni grafis baik dikertas maupun di komputer. Setelah penelitian modul seni grafis selesai, kemudian modul tersebut divalidasi oleh ahli materi dan ahli kegrafikaan. Modul pembelajaran yang telah selesai ditulis kemudian dikonsultasikan kepada ahli materi dan kegrafikaan. Kemudian diketahui ada banyak kekurangan, dan selanjutnya dilakukan perbaikan hingga modul pebelajaran tesebut dapat dikatakan layak oleh ahli materi dan ahli kegrafikaan melalui penilaian dengan angket. Revisi modul pembelajaran tersebut meliputi perubahan tata letak dan teks sampul, perubahan tata bahasa yang digunakan dan terbaikan teknik penulisan yang kurang tepat, penentuan jenis dan ukuran font huruf yang digunakan, serta ada beberapa pergantian beberapa gambar ilustrasi pendukung materi yang kurang berkualitas dilengkapi dengan penjelasan gambarnya. Setelah modul pembelajaran tersebut dinyatakan layak oleh ahli kegrafikaan dan materi, maka modul pembelajaran tersebut sudah dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Setelah seluruh tahapan validasi oleh ahli kegrafikaan dan materi selesai dilakukan, maka langkah terakhir adalah melakukan persetujuan validator untuk menetapkan modul seni grafis cetak datar media kertas karbon ini dinyatakan valid dan layak digunakan di lapangan. Lembar evaluasi berupa angket menjadi lampiran dalam tesis ini sebagai bukti hasil dari proses validasi yang dilakukan oleh penulis. Selain itu dalam tesis ini juga dilengkapi dengan data responden yang terdiri dari lembar wawancara dan foto-foto hasil observasi pengajaran mata pelajaran seni budaya aspek seni rupa di SMP Negeri 22 Makassar kelas IX yang menjadi lokasi penelitian tersebut. Modul seni grafis ini merupakan perencanaan modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon sengaja dibuat oleh penulis dengan harapan kelak membantu proses pembelajaran seni rupa di kelas, khususnya pada materi seni grafis. Modul ini merupakan buku referensi tambahan untuk bahasan materi seni grafis yang tentunya bersifat sederhana, praktis dan mudah dipraktekkan untuk peserta didik pada jenjang SMP/MTs Kelas IX. Modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon yang dikembangkan ini memiliki keunggulan dan kelemahan, keunggulannya ialah sebagai berikut: 1) Modul pembelajaran ini sesuai dengan Kurikulum 2013, 2) Memberikan kemudahan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran seni grafis, karena dilengkapi dengan RPP, instrumen penilaian pengetahuan dan keterampilan, 3) Dapat menambah pengetahuan guru dan peserta didik tentang seni grafis cetak datar media kertas karbon, karena materi pembahasan dan contoh gambar dalam buku pegangan peserta didik sudah lengkap, sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran teori maupun praktik. Adapun kelemahan modul pembelajaran yang dikembangkan adalah sebagai berikut: 1) Belum dilengkapi media pembelajaran dalam bentuk power point, 2) Materi yang dikembangkan terbatas pada seni grafis cetak datar media kertas karbon. SIMPULAN DAN SARAN Komponen modul pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul pegangan guru dan modul pegangan peserta didik materi seni grafis cetak datar media kertas karbon. Pengembangan modul ini mengacu pada model pengembangan 4-D Thiagarajan. Tahap yang dilalui dalam penelitian dan pengembangan modul pembelajaran ini hanya terdiri dari dua tahap saja, yaitu tahap define (pendefinisian), dan tahap design (perancangan) untuk tahap ketiga itupun hanya sebagian saja yang dilakukan, sedangkan tahap development (pengembangan) secara keseluruhan dan tahap disseminate (penyebaran) tidak dilakukan dengan alasan pertimbangan keterbatasan waktu dan dana yang digunakan, sehingga peneliti memutuskan bahwa untuk tahap Development dan disseminate akan dilanjutkan oleh peneliti pada penelitian berikutnya. Beberapa prosedur yang dilalui dalam pengembangan modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon ini diantaranya: tahap pertama yaitu tahap pendefinisian (Define) yaitu tahap analisis, dimulai dari tahap analisis kebutuhan Vol 1 No 1, Maret 2018 68 belajar, analisis kebutuhan peserta didik, dan analisis kurikulum, dan tahap kedua yaitu tahap perancangan (Design), meliputi merancang modul pembelajaran awal, merancang instrumen, melakukan validasi hingga modul tersebut benar-benar layak digunakan.Modul pengembangan seni grafis cetak datar media kertas karbon yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan setelah memenuhi kriteria kevalidan oleh satu ahli kegrafikaan dan dua ahli materi. Dengan demikian modul pembelajaran seni grafis cetak datar media kertas karbon yang dikembangkan, layak digunakan di kelas IX SMP/MTs terkhusus juga pada SMP Negeri 22 Makassar sebagai lokasi penelitian peneliti. Disarankan untuk pembelajaran ini ditujukan apabila ingin digunakan di sekolah lain dibutuhkan penyesuaian karakteristik peserta didik serta uji kompetensi dalam memahami kondisi kemampuan peserta didik, sehingga hal-hal yang dianggap tidak relevan dapat direvisi sesuai kebutuhan peserta didik disekolah tersebut. Produk pengembangan modul pembelajaran ini, masih perlu dikembangkan lagi, untuk memenuhi kebutuhan Kompetensi Dasar, sehingga diharapkan agar ada penelitian yang berkelanjutan sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. DAFTAR RUJUKAN Akbar, S. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media. Anwar, Ilham 2010. Pengembangan Bahan Ajar, Bahan Kuliah On Line Derektori, UPI Bandung Blank, William E, 1982, Handbook for Developing Competency Based Training Programme. London: Prentice hall, Burk, John, 1989, Competency Based Education and Training, London: The Patmer Press. Dikmenjur. (2004). Kerangka Penulisan Modul. Jakarta: Dikmenjur, Depdiknas. Borg and Gall 1983. Educational Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc. Gay, L.R. 1991. Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysis and Application. Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan Heinich, R. Et.al, 2002. Instructional media and technology for learning, 7 th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc diakses dengan http://books.google.co.id Hymen-R, 2014. Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta, PT.Delta Pamungkas. Jilid 6. Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Paulinan P. Dan Purwanto. (2001). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas dan Pengembangan Aktivitas Instruksional: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdiknas Plomp, Tj. 1994. Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational &Training System Design: Introduction. Design of Education and Training (in Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational Science andTechnology, University of Twente Putra Nusa.2012.Penelitian Kualitatif Proses Aplikasi, Jakarta PT.Indeks Rita C. Richey, J. D. K., Wayne A. Nelson. 2009. Developmental Research : Studies of Instructional Design and Development. Sagala Syaiful, H. DR. M.Pd, 2005, Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit ALFABETA, Bandung. Salam, Sofyan & Deri, B.D. 2010. Pedoman penulisan tesis dan disertasi. Edisi ke 3. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar Santyasa, I Wayan. 2009. Metode Penelitian Pengembangan & Teori Pengembangan Modul. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ. Subiantoro Benny, 2012. Mengenal Teknik Cetak Seni Grafis Dalam Mata Nuansa Journal of Arts and Design. e-ISSN: 2597-405X , p-ISSN: 2597-4041 69 Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa), Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar ----------------------, 2015. Mengenal Teknik Cetak Seni Grafis Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa), Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar Suparman Atwi.1993. Desain Instruktional Jakarta Rineka Cipta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. ------------. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. ------------. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukarjo 2006. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yokyakarta:Universitas Negeri Yokyakarta. Tarigan, D & Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tessmer, Martin. (1998). Planning and Conducting Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan Page. Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota. Vembriarto, St, 1985.Pengantar Pengajaran Modul, Yogyakarta, Yayasan Pendidikan Paramita. William E Blank, 1982. Handbook for Developing Competency Based Training Programme. London: Prentice hall, Burk, Wijaya, Cece dkk. 1988. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan Dan Pengajaran. Bandung Remadja Karya Winkel. 2009. Psikologi Pengajaran Yogyakarta. Media Abadi

Item Type: Article
Divisions: FAKULTAS SENI DAN DESAIN
Depositing User: Prof. Dr Dirawan Gufran Darma
Date Deposited: 19 Jun 2019 08:27
Last Modified: 19 Jun 2019 08:27
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/13443

Actions (login required)

View Item View Item