BELIS GADING GAJAH TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT LAMAHOLOT DI ILE APE KABUPATEN LEMBATA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Ansar, Majid (2018) BELIS GADING GAJAH TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT LAMAHOLOT DI ILE APE KABUPATEN LEMBATA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Diploma thesis, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR.

[img]
Preview
Text
JURNAL BELIS GADING GAJAH TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT.pdf

Download (169kB) | Preview

Abstract

Dalam skripsi ini, penulis membahas mengenai pandangan masyarakat Lamaholot di Desa Waowala Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata NTT terhadap belis dalam tradisi perkawinan. Belis merupakan tradisi yang memiliki nilai – nilai luhur dan bentuk penghargaan terhadap perempuan. Adapun tujuan dari belis yaitu alat penentu sahnya sebuah perkawinan, sebagai penanda bahwa si gadis telah keluar dari keluarga asalnya, dan sebgai alat untuk menaikan nama/derajat keluarga laki – laki. Di Nusa Tenggara Timur ada beragam belis yang digunakan berupa emas, perak, uang, maupun hewan seperti kerbau, sapi, atau kuda. Uniknya pada masyarakat Lamaholot belisnya di konkritkan dalam bentuk nilai dan ukuran gading gaja yang sulit diperoleh. Walaupun gading gaja sangat sulit untuk diperoleh namun tradisi ini tetap berlaku dan dipertahankan oleh masyarakat Lamaholot. Masalah yang dikaji dalam skripsi ini adalah :1. Bagaimana proses pelaksanaan perkawinan pada masyarakat Lamaholot 2. Bagaimana pandangan tokoh masyarakat Lamaholot terhadap perkawinan belis ? 3. Mengapa masyarakat Lamaholot masi mempertahankan tradisi belis tersebut ?. Permasalahn tersebut dikaji dalam Penelitian Deskriptif Kualitatif, yaitu penelitian yang mempunyai tujuan untuk mencapai fakta sosial. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan jawaban atas permasalahan yang ada, (1). Secara umum. Dalam proses perkawinan, setelah ada persuntingan kedua belahpiak di lanjutkan melalui beberapa tahap, yaitu : Pemberian uang dari pihak peria kepada pihak keluarga perempuan sebagai penghormatan air susu ibu, pembayaran belis gading gaja, dan upacara pelaksanaan perkawinan itu sendiri. Pada waktu meminang petugas peminang di sebut ama kaka ( orang yang di suruh melamar anak perempuan. hasil penelitian, penulis menyimpulkan jawaban atas permasalahan yang ada,(2). Pandangan masyarakat Lamoholot terhadap belis yang menjadi syarat perkawinan suku Lamaholot ini berupa batang gading gaja sangat mahal, keberlakuannya tetap wajib bagi siapa sja yang ingin menikah dengan putri masyarakat Lamaholot. Karna dengan belis ini, mereka menggap sebagai kesungguhan dari pria yang ingin menikahi putri mereka. (3). Eeksistensi Masarakat Lamaholot masih mempertahankan belis dalam perkawinan mereka, karena belis ini menciptakan keluarga yang kukuh hingga akhir hayat dalam ikatan keluarga yang kuat. Kata kunci : Belis, Tradisi, Perkawinan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: FAKULTAS ILMU SOSIAL > Pendidikan Antropologi
Divisions: FAKULTAS ILMU SOSIAL
Depositing User: UPT PERPUSTAKAAN UNM
Date Deposited: 28 Jan 2019 06:59
Last Modified: 28 Jan 2019 06:59
URI: http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/11806

Actions (login required)

View Item View Item